Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan. Foto: Tangkapan layar YouTube Abdel Achrian
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan. Foto: Tangkapan layar YouTube Abdel Achrian

Gigih Banget, Anies Lakukan Ini agar Lolos Beasiswa Fulbright

Ilham Pratama Putra • 04 Januari 2024 18:43
Jakarta: Jalan Anies Baswedan menembus beasiswa S2 ke Amerika Serikat lewat Fulbright sempat tak mulus. Anies ditolak sejak awal mendaftar.
 
Meski begitu, dia tak lantas menerima keputusan itu. Anies mencoba mempertanyakan keputusan itu hingga akhirnya mendapat kabar baik.
 
"Pas S2 itu saya mendaftar Fulbright. Kan enggak mungkin lah kami ini berangkat pakai biaya sendiri gitu lah. Orang tua saya jelas enggak dalam posisi untuk membiayai kuliah di sana," ujar Anies dalam siaran YouTube Abdel Achrian, Wawancanda Anies Baswedan-Kayu Manis," dikutip Kamis, 4 Januari 2024.

Saat itu, Anies sangat berharap dapat lolos program tersebut. Hampir setiap hari setelah mendaftar, ia menunggu surat dari POS terkait kelanjutan pendaftarannya.
 
"Setiap kali saya pulang, langsung saya lihatin di rumah ada lemari tempat naruh surat kalau ada surat masuk. Tiap hari. Hari ini enggak ada, besok cek lagi, besok enggak ada, besok cek lagi, begitu terus," kenang Calon Presiden Nomor Urut 1 pada Pilpres 2024 itu.
 
Begitu ada surat yang masuk dalam kotak tersebut, Anies langsung deg-degan. Benar saja, itu surat dari tim Fulbright.
 
"Pas dibuka, eh ditolak. Bayangin coba kita yang sudah memimpikan ini, seleksi tahap pertama saja kita ditolak, dinyatakan tidak lulus. Gugur pada seleksi paling awal. Jadi, saya ini enggak dipanggil wawancara, ditolak di sini," ungkap Anies.
 
Tak percaya dengan keputusan tersebut, Anies pergi ke Koprasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Gadjah Mada (UGM). Di sana ia, menggunakan telepon yang ada di Warung Telepon (wartel) untuk menelepon pihak Fulbright di Jakarta.
 
"Saya telepon, saya tanya sama kantor Fulbright bisa enggak bicara dengan yang menandatangani di situ. Ada kepala sama sekretarisnya namanya Pak Pit. Saya bicara sama Pak Pit," cerita Anies.
 
Saat itu, Anies menanyakan alasannya ditolak sambil menyebutkan nama lengkap dan nomor pendaftaran. Setelah itu, Anies diminta menunggu 15 menit dan menelepon kembali. Bagi Anies, itu merupakan 15 menit paling lama sepanjang hidupnya.
 
"Saat saya telepon lagi, dia bilang kira-kira begini, 'Anda ditolak karena bidang yang Anda pilih berbeda dengan bidang yang disediakan. Kami tidak menyediakan beasiswa untuk bidang yang Anda pilih'. Terus saya bilang, boleh enggak saya ganti bidang?" cerita Anies.
 
Beruntung, Anies diperbolehkan mengganti bidang. Karena bingung, Anies menanyakan bidang yang ada sesuai dengan latar pendidikannya saat S1, yaitu Fakultas Ekonomi.
 
Saat itu, pihak Fulbright menawarkan bidang pendidikan International Trade. Anies langsung menyatakan setuju dan pihak Fulbright berjanji akan membaca ulang berkas pendaftaran Anies.
 
"Setelah dibaca ulang, saya dapat surat, diterima lolos untuk interview. Jadi, saya interview. Jadi, saya dapat beasiswanya," sebut dia.
 
Lebih menarik, setelah menyelesaikan studi dan kembali ke Indonesia, Anies kembali bertemu Pak Pit. Anies diminta memberikan sambutan untuk penerima beasiswa Fulbright.
 
Pada kesempatan itu, ia kembali mengenang kisahnya dengan Pak Pit. Sayangnya, Pak Pit tak mengingat momen Anies di Wartel Kopma UGM.
 
"Saya selalu bilang sama anak-anak yang mau berangkat kalau sambutan, bahwa saya mendapatkan program ini karena tangan Tuhan lewat Pak Pit itu. Coba kalau Pak Pit itu, waktu itu, jawab telepon saya bilang gini 'Mas, sudah tutup, Anda gagal, silakan coba tahun depan'. Selesai," ujar Anies.
 
Anies menilai Pak Pit adalah seorang yang benar-benar bekerja untuk mencari kandidat penerima beasiswa terbaik. Sebab, dia bisa memberikan peluang bagi setiap orang, meski syarat administratifnya tak 100 persen sempurna.
 
"Dia melakukan kebaikan itu pada semua orang. Sehingga dia tidak ingat pada siapa saja kebaikan itu diberikan. Ini rekrutmen, mencari. Kalau ada orang-orang potensial yang administrasinya bermasalah, kita coba. Jadi, filosofi itu yang saya pakai, rekrutmen Indonesia Mengajar, rekrutmen beasiswa di kampus, rekrutmen beasiswa di DKI," beber Anies.
 
Baca juga: Kisah Anies Kejar Beasiswa AFS: Ke Tempat Tes Tanpa Daftar hingga Jadi Pembicara di Forum Internasional

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan