Alumnus IPB, Kukuh Roxa Putra Hadriyono. Foto: Dok. IPB
Alumnus IPB, Kukuh Roxa Putra Hadriyono. Foto: Dok. IPB

Bos Muda Jebolan IPB Produksi Reduktan, Kurangi Penggunaan Pestisida

Citra Larasati • 14 Januari 2021 07:07
Jakarta:  Muda, gagah, dan sukses. Itulah sosok Kukuh Roxa Putra Hadriyono, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB University) dari Departemen Agronomi dan Hortikultura yang  sukses menjadi CEO PT. Pandawa Agri Indonesia.
 
Kukuh merintis perusahaannya ini sejak 2014.  Melalui usahanya itu, laki-laki 33 tahun ini telah meraih beberapa penghargaan.
 
Di antaranya adalah Asia Innovator oleh DBS Foundation ASIA 2017, 9 Best Innovator in The World oleh Smallholders Advancing with Innovation and Technology (SAWIT) 2016, Mandiri Young Technopreneur oleh Bank Mandiri 2013, dan Pemenang Social entrepreneur based on social impact and environment oleh Sampoerna Foundation & INOTEK 2016.
 
Untuk menjadi entrepreneur, Kukuh menyampaikan prinsip yaitu integritas dan kesungguhan untuk belajar. "Yang pertama adalah integritas. Integritas ini tidak bisa ditawar, karena merupakan modal agar orang percaya kepada kita,” tegas Kukuh, Rabu, 13 Januari 2021.

Kedua, kata Kukuh, tidak pernah berhenti belajar hal-hal baru, karena hari ini masih banyak yang mengawali sesuatu hanya dengan bermodal semangat. Hal ini memang baik namun semakin besar hal yang diperjuangkan ternyata masalahnya akan semakin kompleks dan semangat saja tidak cukup sehingga harus terus berdaptasi terhadap hal-hal baru.
 
Kukuh mengaku, pernah belajar di Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB telah memberikannya modal dasar dalam mengembangkan bisnis di bidang agrichemical company.
 
"IPB membuat saya banyak belajar bekerja sama dengan berbagai mahasiswa yang memiliki ragam latar belakang. Secara tidak langsung, hal ini sangat penting dalam mengajarkan integrasi dalam menghadapi beragam karakteristik dan di dunia nyata terpakai sekali," ujar Kukuh.
 
Baca juga:  4 Pesan Rektor Saat Wisuda Daring Pertama IPB di 2021
 
Dasar-dasar itu, menurutnya, sudah ada di IPB. Apabila alumni IPB tidak menekuni pertanian sekalipun, setidaknya ada perubahan cara berpikir dan berkomunikasi sebagai satu kesatuan dalam kelompok yang kita peroleh dari IPB University.
 
 

 
Kukuh membangun usaha yang tidak sekadar berorientasi bisnis, namun juga dapat memberikan manfaat untuk lingkungan. Ia memilih mendirikan PT. Pandawa Agri Indonesia (PAI) bersama timnya. Perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi agrichemical golongan reduktan.
 
Produk yang dihasilkan memiliki kemampuan dalam melakukan penurunan pestisida hingga 50 persen dari dosis awal. Upaya ini dapat membantu petani maupun perkebunan untuk tetap bertani dengan aman sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
 
“Fakta penggunaan pestisida yang terus menerus apalagi berlebihan di lapangan dan berisiko memberikan dampak negatif pada lingkungan salah satunya adalah resistensi maupun resurjensi hama. Hingga saat ini kami sudah dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetis lebih dari satu juta liter,” jelas Kukuh.
 
Awalnya, Kukuh bersama dengan rekannya hendak merancang usaha pestisida, namun setelah mempelajari bahan aktif pestisida itu hampir 100 persen impor. "Kemudian kami berpikir agar bahan alternatifnya berasal dari lokal sehingga kami tidak bergantung dari material luar negeri sama sekali. Kami yakin, masih banyak lagi bahan alami di Indonesia yang belum tereksplorasi dan termanfaatkan" tambahnya.
 
Ia pun mengaku, pengalaman tersebut menjadi pelajaran bagi perusahaan sehingga dapat terus berinovasi dengan memaksimalkan kekayaan biodiversitas di Indonesia.
 
“Bila kita bisa kuliah seperti di IPB University, baiknya kita mempunyai niat untuk aktif memajukan bangsa. Tentu sayang jika kita hanya berambisi untuk skala pribadi," tuturnya.
 
Menurutnya, kepentingan dan kebutuhan pribadi itu penting, karena hal itu menjadi dasar yang membuat setiap individu menjadi mandiri.  "Namun baiknya tidak berhenti di sana dan setelah itu kita harus bertanya 'peran kita nanti itu apa untuk berperan dalam kemajuan bangsa?” ujarnya.
 
Kukuh juga berpendapat, bahwa menjadi bermanfaat itu tidak hanya di dunia pertanian atau dalam satu jenis pekerjaan seperti pengusaha. Sebab tidak semuanya harus dinilai terbatas di materi.
 
"Contohnya mereka yang memiliki jiwa pengabdian seperti pengajar bisa jadi lebih bermanfaat dan memiliki pahala yang lebih besar dari kita,” tutup peraih 1st winner of Indonesia Young Entrepreneur in the Agriculture sector held by Indonesian Ministry of young and sport pada tahun 2013 ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan