Ajang ini diikuti puluhan peneliti muda dari berbagai negara, antara lain: Rusia selaku tuan rumah, Singapura, Jepang, Hongkong, Tiongkok, India, dan Italia. Kompetisi berlangsung secara daring pada 1 November 2021.
Almas Fauziah dan Sekar Arum Kinasti berhasil menciptakan alat pendeteksi zat berbahaya yang terkandung dalam makanan. Riset keduanya memanfaatkan ekstrak Ubi Ungu, ekstrak Bunga Talam, dan ekstrak Bunga Pacar Air yang kemudian dimasukkan dalam refill ballpoint. Alat yang diciptakan ini mampu mendeteksi kandungan zat formalin, boraks, serta pewarna sintesis dalam makanan.
"Ide awalnya, kami banyak mendengar berita tentang adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang menaburkan zat makanan berbahaya dalam makanan yang mereka jual. Itu dapat mengakibatkan kerusakan kesehatan dalam jangka waktu yang panjang," ujar Almas Fauziah mengutip siaran pers Kemenag, Senin, 15 November 2021.
Ia menambahkan, riset ini juga dilatarbelakangi mahalnya alat pendeteksi zat berbahaya dalam makanan yang dijual di pasaran. Sehingga, tidak banyak orang yang mau membelinya. "Lalu kami tergugah untuk membuat ini," tegasnya.
Baca: Kukuh Yudha Karnanta, Dosen Unair Peraih Penghargaan di FFI 2021
Menurut Sekar Arum, penelitian ini awalnya dilakukan pada 2020 untuk persiapan mengikuti kompetisi invensi internasional yang dilaksanakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang sekarang tergabung dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Riset ini kemudian dikembangkan lagi selama sebulan pada 2021 untuk mengikuti ajang internasional.
"Alhamdulillah berhasil meraih medali emas," tuturnya.
Pembimbing Tim Detective PEN MAN 2 Kudus Widayanto mengapresiasi prestasi siswanya. Menurutnya, siswa MAN 2 Kudus dibekali dengan berbagai macam pengetahuan sesuai visi misi madrasah, yaitu madrasah berbasis riset. Setiap siswa MAN 2, dari kelas 10 sudah dirancang untuk mendapatkan ide penelitian sesuai minat dan karakter masing-masing.
"Di situ lah kita memfasilitasi dan mendukung, mengajarkan bagaimana mereka bisa berkembang dan mampu berkompetisi dengan sekolah dan madrasah lain," ujar Widayanto.
Ia mengatakan, hasil riset ini baru berhasil mendeteksi tiga zat. Riset ini akan dikembangkan untuk bisa mendeteksi zat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News