Dosen FEB Unair, Kukuh Yudha Karnanta Raih penghargaan FFI. Foto: Dok Unair
Dosen FEB Unair, Kukuh Yudha Karnanta Raih penghargaan FFI. Foto: Dok Unair

Kukuh Yudha Karnanta, Dosen Unair Peraih Penghargaan di FFI 2021

Citra Larasati • 13 November 2021 09:07
Jakarta: Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) berhasil meraih penghargaan dalam malam penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Kukuh Yudha Karnanta memenangkan kategori Karya Kritik Film Terbaik melalui karya berjudul “Going Gaga Kejahanaman: Martabat dan Pandangan Dunia Perempuan Tanah Jahanam”.
 
Kukuh mengaku cukup kaget saat namanya disebut sebagai pemenang. Meski dirinya memiliki harapan dan prediksi bahwa tulisan artikelnya kompetitif, namun Kukuh sempat terdiam setengah tidak percaya.
 
“Untuk sejenak saya merasa freeze. Mungkin juga karena efek yang membacakan nominasinya adalah Dian Sastro, hehee..” katanya melempar canda, dikutip dari laman Unair, Sabtu, 13 November 2021..

Kado Dies Natalis Ke-67

Secara personal, dosen prodi Bahasa dan Sastra Inggris itu memaknai kemenangannya sebagai ‘alarm’ untuk segera melanjutkan studinya dengan mengambil tema kajian seputar film. Selain itu, dirinya juga mendedikasikan penghargaannya sebagai kado dies natalis bagi Unair.

“Penghargaan ini saya terima bertepatan dengan hari ulang tahun Unair. Semoga bisa bermakna bagi almamater,” harapnya.
 
Menghadiri malam penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia tentu memberikan pengalaman berharga tersendiri bagi Kukuh. Dalam perhelatan tersebut, dia bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo, beberapa tokoh besar Indonesia, dan aktor-aktor terkenal yang biasa menghiasi layar kaca.
 
“Sebenarnya FFI ini bukan wilayah yang sepenuhnya baru. Sebelumnya saya pernah hadir sebagai finalis LA Light Indie Movie di studio Trans TV tahun 2006 dan memenangkan dokumenter pendek pada Festival Film Dokumenter Yogyakarta 2009 lalu. Tapi ketika berinteraksi dengan tokoh-tokoh tadi, level nervous-nya sangat berbeda,” ceritanya.
 
Baca juga:  Raih Emas, Tim Unair: PIMNAS Seperti Ajang 'Hajinya' Mahasiswa
 
Ke depan, dosen terbaik FIB Unair pada 2020 lalu itu berencana akan terus menulis kritik film dan belajar bersama dengan mahasiswa serta kolega lainnya.
 
“Unair punya prodi, SDM, dan juga banyak pengajar yang potensial menjadi peneliti maupun kreator film. Meskipun penghargaan ini tidak masuk Scopus, semoga Uniar bisa lebih serius menggarap, mengembankan film sebagai produk kegiatan yang bukan hanya sebagai dokumentasi saja tetapi diniatkan sebagai karya intelektual yang artistik,” harapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan