Mahasiswa kelahiran Jember ini mengaku kuliah ke Eropa menjadi bagian dari cita-citanya sejak usia putih abu-abu. Eropa, iya, benua yang menurut Mellya kental dengan pemikiran terbuka dan tradisi keilmuan yang khas.
“Tradisi keilmuan dan perkembangan iptek di sana penting untuk diketahui dan digali spirit dan pengalamannya. Saya ingin mengembangkan diri dengan gagasan dan pemikiran serta terlibat diskursus internasional,” ucap mahasiswi yang tengah menjalani Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) itu dikutip dari laman Unesa, Minggu, 14 April 2024.
Perjalanan Melly lolos IISMA dimulai sejak kelas Fonologi yang diajar, Prof. Slamet Setiawan, M.A., Ph.D. Dari kelas itulah, dia mendapat informasi program IISMA.
Sempat Gagal
Mendengar kabar baik tersebut, Mellya teringat dengan cita-citanya waktu SMA yang ingin belajar ke Eropa. Informasi itu menjadi kesempatan baginya untuk mewujudkan harapan tersebut.Ia kemudian mendaftar program IISMA pada semester 4. Karena persiapan yang belum maksimal, langkahnya terhenti di tahap wawancara.
“Saya telat dapat info, sehingga persiapannya pun kurang matang, terutama terkait esai, CV, dan tes bahasa Inggris duolingo,” bebernya.
Dengan kegagalannya itu, semangat Mellya sempat turun dan sempat menganggap bahwa IISMA bukan jalan untuk maraih mimpi belajar ke Eropa. Meski demikian, Melly tetap aktif mengembangkan diri dengan ikut berbagai kegiatan internasional seperti International Cultural Festival.
Namun bedanya, kali ini dengan persiapan yang lebih matang. Ia ikut mentoring bersama OIA, sharing session bersama awardee tahun sebelumnya. Dan di awal semester 6 perjuangannya berbuah manis dengan dinyatakan lolos IISMA.
“Meski ada tantangan aku harus ngurus semuanya sendiri, jauh dari orang tua, aku urus mandiri dokumen segala macam, contohnya tes bebas narkoba sendiri ke Rumah Sakit,” tambah putri dari pasangan Abdul Aziz dan Henik Kusmiyati itu.
Ketika mendaftar IISMA, Mellya memilih tiga negara yaitu Italia, Lithuania, dan Inggris. Meski diterima di Lithuania, sebenarnya ia ingin sekali mengunjungi Italia.
“Aslinya pengen ke Italia, karena ngefans sama Tim Scuderia Ferrari di Formula 1 (F1). Setiap selesai salat, saya selalu berdoa agar bisa lolos ke Italia, tetapi Allah punya rencana lain, agar aku bisa mengunjungi Laut Baltik. Jadi nanti insyaAllah aku bisa berkesempatan belajar banyak di sana,” tuturnya.
Tantangan Mengejar IISMA
Bagi Mellya, tantangan mengejar IISMA sebenarnya adalah dirinya sendiri. Bagaimana caranya bisa mewujudkan mimpi bertahun-tahun yang lalu saat dirinya masih SMA.“Saya mulai berusaha, berdoa tidak lupa, minta support orang tua, terus step by step Saya ikuti. Saya upayakan jangan sampai teledor karena IISMA itu nggak mau awardee yang niat gak niat. Kalau emang udah niat di hati mau jadi awardee IISMA ya saya siapkan sejak jauh-jauh hari,” jelasnya.
Selama di VMU nanti, Melly akan mendalami terkait bidang ilmu yang tidak jauh dari fokus studinya di prodi Sastra Inggris. “Karena aku sangat suka komunikasi interkultural, dan sosiolinguistik. Di sana aku akan belajar seputar kebahasaan dan kesastraan, dengan berbagai perspektif yang berbeda,” bebernya.
Selain itu, dia juga berencana join teaternya Vytautas Magnus University (VMU) untuk membangun jaringan bersama mahasiswa mahasiswa di sana dan penerima beasiswa Erasmus, termasuk berdiskusi terkait folklore bersama mereka.
“Saya juga berharap bisa nyicil skripsi aku terutama dari ilmu yang akan di pelajari di sini yaitu sosiolinguistik. Semoga bisa publikasi jurnal ilmiah bereputasi internasional dari program yang saya ikuti ini,” harap perempuan dengan hobi membaca dan mengoleksi buku itu.
Bagi Mellya, lolos IISMA bukanlah puncak dari pencapaian, melainkan awal dari perjalanan pengembangan diri yang sesungguhnya. Dia berharap, dengan lolos program tersebut, bisa mendapat banyak pengalaman, wawasan, gagasan baru serta bisa membawa bekal penting bagi diri sendiri, orang tua, almamater dan negara.
“Ini bukan yang pertama saya ke luar, sebab dulu waktu SMA saya juga pernah ikut program pertukaran di Australia. Program pertukaran ini membuat pikiran saya terbuka dan punya harapan yang terwujud melalui IISMA ini,” pungkasnya.
Baca juga: Pendaftaran IISMA Skema Co-Funding Dibuka hingga 22 April
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News