Alumnus Sekolah Global Sevilla ini berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya berprofesi sebagai teknisi pendingin udara (air conditioner), sementara sang ibu sehari-hari menjadi ibu rumah tangga.
Namun di tengah kondisi ekonomi yang serba terbatas itu, orang tua Wahyu tetap mengutamakan pemenuhan pendidikan, serta mendukung minat dan bakat Wahyu.
Terlihat sejak Wahyu di bangku SMP. Berbekal hasil ujian SD yang kurang memuaskan, dia tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke SMP Negeri.
Ditambah lagi Wahyu tidak memiliki biaya yang cukup untuk masuk ke sekolah swasta, orang tuanya kemudian mendaftarkannya ke Yayasan Cinta Anak Bangsa.
Kemudian saat akan melanjutkan ke jenjang SMA, nasib mujur menghampiri Wahyu. Yayasan Cinta Anak Bangsa menjalin program beasiswa dengan Sekolah Global Sevilla yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi.
Mengetahui hal itu, Wahyu tak ingin menyia-nyiakan, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa tersebut. "Dengan latar belakang keluarga dengan ekonomi menengah bawah, saya sangat bersyukur mendapatkan pendidikan yang cukup memadai. Dengan adanya hal ini bisa menjadi kesempatan emas bagi saya untuk dapat meningkatkan derajat keluarga," ungkap Wahyu.
Baginya, cukup beruntung bisa bersekolah di Global Sevilla, karena menurutnya pola pendidikan yang ada sangat membantu dirinya untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Yakni dalam bidang seni.
Sistem pembelajaran dan fasilitas yang ada memungkinkan Wahyu untuk mengembangkan potensi diri. "ini didasari atas metode pembelajaran yang efektif dan kondusif," kata Wahyu.
Bukan sekadar akademis, pola pendidikan yang dilakukan juga diarahkan kepada pengembangan nonakademis. Ini yang kemudian menjadikan para siswa lebih terarah dalam merencanakan pendidikan di masa depannya, serta membantu siswa menemukan potensi diri.
Kepekaan sekolah dengan ditunjang dengan fasilitas yang ada untuk mengembangkan minat bakat menjadikan peserta didik lebih memiliki tujuan yang terarah. "Selain itu juga layanan konsultasi telah menuntun siswa dalam menemukan bidang yang cocok untuk digeluti.
Baca juga: Masuk ITB di Usia 16 Tahun, Mahasiswa Termuda Ini 2 Kali Akselerasi di Sekolah
Apa yang terjadi pada Wahyu, merupakan bukti bahwa keterbasan ekonomi sejatinya bukan menjadi penghalang seseorang untuk tidak mendapatkan akses pendidikan. Dengan segala usaha dan kerja kerasnya, Wahyu berhasil melaju ke pendidikan tinggi.
"Fokus dengan tujuan karena ini menjadi kunci untuk terus berkomitmen dengan apa yang diinginkan. Semangat, kerja keras dan rasa ingin terus belajar menjadikan diri kita maju dan berkembang. Jika hanya bakat tanpa ada usaha dan kerja keras, bakat tersebut tidak akan berkembang," tutup Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News