Santi mengaku ikut merasa bersalah sebagai guru di saat pandemi covid-19. Terlebih saat siswanya mengaku rindu hadir di sekolah.
"Saat mereka bilang kangen ada rasa bersalah, karena rasanya kita tidak bisa menemani mereka belajar seperti biasanya," kata Santi saat dihubungi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim saat membacakan Surat Cerita Inspiratif Guru dan Murid dalam siaran TVRI, Selasa, 26 Mei 2020.
Baca juga: Siswa di NTT Naik Gunung Mencari Sinyal Demi Belajar Daring
Namun, atas rasa bersalah itu pula yang memacu Santi untuk mengoptimalkan pembelajaran daringnya. Dia tidak ingin pembelajaran daring hanya sekadar memberi tugas.
"Tapi kita ciptakan pembelajaran yang menarik, yang kreatif membuat anak didik merasa senang belajar di rumah," ujarnya.
Salah satu materi andalan Santi ialah menugaskan siswanya untuk 'keliling dunia', mengunjungi beberapa tempat di belahan dunia melalui Google earth. Siswa diminta menceritakan kota atau negara yang mereka kunjungi dan apa yang mereka lihat.
Menurutnya siswa sangat mudah beradaptasi dengan pembelajaran daring. Tinggal, bagaimana guru bisa lebih melek teknologi untuk memacu pembelajaran siswa.
"Awalnya akan berat sekali, sulit sekali buat guru. Jadi kita harus bikin siasat. Ini menjadi penting agar semua kita melek teknologi untuk menghasilkan siswa yang siap menghadapi globalisasi dan perkembangan teknologi," sambung Santi.
Selanjutnya, Santi meminta orang tua lebih berkontribusi di rumah. Dia berpendapat, saat siswa berada di rumah, kedekatan emosional antara anak dan orang tua dapat lebih erat.
"Kondisi ini yang harus dimanfaatkan orang tua untuk lebih banyak berinteraksi. Siswa akan lebih hidup humanismenya, karena menyadari komunikasi langsung lebih baik dari pada bermain gadget terus," ujar Santi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News