Dosen dan peneliti Laboratorium Kimia Anorganik Departmen Kimia Universitas Padjadjaran (Unpad) tersebut menulis kajian literatur berjudul “Applications of Transition Metal-Catalyzed ortho-Fluorine-Directed C–H Functionalization of (Poly)fluoroarenes in Organic Synthesis” yang kemudian diterbitkan di Chemical Reviews pada tanggal 2 April 2024. Yudha menjadi penulis utama dari sederet peneliti terkemuka yang berkontribusi pada artikel tersebut.
Hari ini, sekitar 20 persen dari obat-obatan yang dipasarkan mengandung fluorine. Lebih lagi, sebanyak 1/3 obat-obatan top di dunia juga mengandung unsur tersebut. Hanya saja, dalam proses pengolahannya, fungsionalisasi fluorine masih menghamburkan sumber daya dan menghasilkan limbah dengan kuantitas besar.
“Jadi, kalau kita bisa secara langsung fungsionalisasi suatu senyawa yang mengandung fluorine, dikonversi menjadi aneka ragam gugus fungsi, dalam hal ini menggunakan katalis, itu akan menghemat biaya, energi, limbah, dan material yang digunakan,” jelas Yudha dikutip dari laman unpad.ac.id, Senin, 30 September 2024.
Proses fungsionalisasi fluorine secara langsung yang dikaji oleh Yudha diharapkan akan membantu industri dalam aspek keberlanjutan (sustainability). “Harapannya, ini bisa dipakai oleh industri, baik industri farmasi, kimia, atau elektronik,” ucap Yudha.
Yudha mengungkapkan pentingnya membangun jejaring pendukung yang kuat dalam usaha untuk menoreh kesuksesan. Penulis-penulis lainnya pada artikel Yudha adalah peneliti-peneliti terkemuka dalam bidang kimia.
Salah satu di antaranya, Robin Perutz, seorang peneliti terdepan di bidang kimia di dunia dan anak dari pemenang Penghargaan Nobel Kimia, Max Perutz. Yudha menceritakan ketatnya proses tinjauan internal yang dilakukan para penulis.
Proses tersebut dapat membantu untuk membuktikan keahlian seorang peneliti kepada dirinya sendiri dan kepada koleganya. “Yang pertama harus membangun link dengan profesor ternama,” ucap Yudha.
Yudha juga menekankan pentingnya seorang peneliti senantiasa memutakhirkan pengetahuannya dengan terus membaca. “Karena ilmu terus berkembang, kalau kita tidak membaca, artinya kita tidak mengikuti perkembangan itu,” jelas Yudha.
Impian Yudha menulis untuk jurnal top dunia mulai terlihat realistis saat ia berkuliah S3 di The Julius Maximilians University of Würzburg, Jerman. Pengalamannya di sana mendorong Yudha mulai menulis artikel untuk Journal of the American Chemical Society (JACS).
Setelah tulisannya berhasil diterbitkan di jurnal JACS yang begitu prestisius, Yudha yang juga lulusan S2 dari King Abdul Aziz University Arab Saudi ini belum merasa puas. “Kalau bidang riset, JACS itu nomor satu. Tapi secara umum, Chemical Reviews itu nomor satu. Saya punya mimpi waktu itu adalah, harus bisa tembus ChemRev,” ujar dia.
Yudha menyebut manfaat utama artikelnya untuk peneliti lainnya, terutama untuk peneliti Unpad, adalah mendorong peneliti Unpad percaya diri mampu berkarya di lingkup global. Yudha juga menyebut pentingnya memiliki rasa bangga terhadap almamater Unpad. Hal itu dapat memotivasi mahasiswa berkarya setinggi-tingginya tanpa merasa minder.
“Timbul kepercayaan diri bahwa Unpad itu bisa menjadi universitas terbaik, dengan menghasilkan riset-riset terbaik yang diakui dunia,” ujar Yudha.
Baca juga: Mahasiswa Unpad Kembangkan Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jerum Siam |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id