Chief Operating Officer (COO) Mekari, Arvy Egadipoera . Foto: Metro TV
Chief Operating Officer (COO) Mekari, Arvy Egadipoera . Foto: Metro TV

Lulus S1 di Usia 19 Tahun, COO Mekari Arvy Egadipoera: Beban Juga

Citra Larasati • 30 Oktober 2025 16:43
Jakarta: Chief Operating Officer (COO) Mekari, Arvy Egadipoera mengungkapkan, lulus di usia muda membawa tantangan tersendiri dalam perjalanan kariernya. Ia mengatakan, meskipun berhasil meraih gelar sarjana di usia 19 tahun, aspek kematangan emosional menjadi beban yang harus dihadapi saat memasuki dunia profesional.
 
"Dari sisi itu sebenarnya kalau kita melihat perjalanan saya ini lulus di usia 19 tahun itu banyak beban juga. Karena satu kematangan, kita ngomongin kematangan emosional, dan juga di dunia kerja ini kan kita ngomongin dealingnya sama banyak yang lebih senior," ungkap Arvy dalam acara Jong Indonesia Festival Metro TV di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kamis 30 Oktober 2025.
 
Arvy menyoroti perjalanan akademiknya yang cemerlang tidak serta-merta menjamin kelancaran karier di dunia profesional. Ia meraih gelar Bachelor of Science (B.Sc.) di bidang Business and Management Studies dari University of Bradford pada 2008 dan menjadi lulusan termuda pada tahun tersebut.

“Jadi sedikit background saya, mungkin saya dulu sekolah kebetulan berkesempatan di luar negeri, di UK S1 dan S2 nya dan mungkin kalau dibilang termuda, mungkin termuda pada masa saya kali ya,” ujarnya
 
Menurutnya, kondisi ini bukan kebetulan semata, melainkan hasil dari jalur pendidikan akselerasi yang ia tempuh sejak SMP dan SMA. "Jadi saya kuliah, lulus umur 19 tahun waktu itu. Saya ngambil akselerasi, jadi makanya bisa lulus di usia segitu. Saya juga kuliah yang sifatnya cuma 3 tahun di UK. Jadi makanya kesempatan saya juga 19 tahun," tutur dia
 
Ia juga menjelaskan pencapaiannya bukan karena kepintaran luar biasa, melainkan karena keberaniannya mencari peluang yang berbeda. Menurutnya, pendekatan ini sangat penting untuk meraih kesempatan yang tidak semua orang tempuh.
 
"Saya sebenarnya bukan orang pintar. I think that's why I need to highlight juga. Saya sebenarnya bukan orang pintar, cuma saya suka nyari kesempatan yang berbeda dari yang lain," jelasnya.
 
Sebagai lulusan termuda, Arvy menegaskan tantangan mental yang ia hadapi ketika berinteraksi dengan para petinggi perusahaan. Ia pun tidak jarang dilihat sebelah mata karena usianya yang jauh lebih muda, bahkan dianggap terlalu percaya diri ketika memberikan masukan.
 
"Saya banyak sekali ber-experience dengan petinggi-petinggi perusahaan, tapi dilihat sebelah mata juga mungkin sebelumnya, karena mungkin saya umurnya jauh di bawah mereka,” tegasnya
 
Saat ditanya apakah pernah mengalami perlakuan demikian, Arvy mengatakan hal itu sering terjadi.  "Oh sering, sering," kata dia.

Tekanan Mental 

Pada kesempatan tersebut, Arvy mengungkapkan realitas yang ia hadapi saat masih muda dalam dunia kerja. Budaya kerja yang hierarkis di zamannya membuat ia harus lebih banyak beradaptasi ketimbang menyuarakan pendapat, kondisi ini berdampak pada kondisi mentalnya.
 
"Kalau zaman dulu kan apalagi, kalau zaman sekarang kan Gen Z udah komen, kayak rebel, berkomentar balik kepada atasan. Kalau zaman dulu kan sangat awam kalau kita berkomentar balik. Jadi zaman dulu saya mungkin sifatnya lebih mengadaptasikan dulu dengan berbagai kondisi yang ada, melihat sebenarnya kena mental juga," ungkap dia. Ia mengatakan dikritik secara negatif di usia yang masih muda memberikan dampak psikologis yang cukup nyata. "Zaman masih muda, dikomentarin negatif, segala macam pasti juga lumayan kena mental juga," tutupnya. (Bramcov Stivens Situmeang)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan