Rassya sapaan akrabnya, resmi menjadi mahasiswa baru Unair di program studi Teknik Industri. Ia merupakan lulusan MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya.
Mengutip laman Unair News, Rassya menceritakan perjalanannya menjadi mahasiswa termuda salah satunya karena ia menempuh pendidikan akselerasi sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA).
Mantap Memilih Akselerasi
Masing-masing jenjang pendidikan tersebut dirinya tempuh lebih cepat setahun dari sekolah pada umumnya. Rassya membagikan alasannya mengambil program akselerasi dengan penuh keyakinan, “Saya memilih akselerasi karena ingin menyelesaikan studi lebih cepat dan efisien.”Menurutnya, kelas akselerasi menawarkan banyak keunggulan dibandingkan dengan kelas reguler. Salah satunya adalah kelas akselerasi memiliki jumlah siswa yang lebih sedikit.
Tidak hanya itu, yang membuatnya menarik, kata Rassya, adalah atmosfer kompetitif di antara siswa-siswa akselerasi. Mereka saling mendorong dan bersaing dalam mencapai prestasi, sehingga saling termotivasi.
Alhasil semua siswa di kelas akselerasi dapat mengikuti pembelajaran dengan serius dan fokus. Mahasiswa baru Unair tersebut membeberkan, kelas akselerasi memiliki jumlah siswa yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelas reguler.
Selain itu, siswa akselerasi berada dalam lingkungan yang sangat kompetitif karena prestasi antarsiswa cenderung lebih ketat, sehingga saling termotivasi. Hal tersebut menyebabkan seluruh siswanya mampu belajar dengan lebih serius.
“Di balik kelebihan kelas akselerasi, siswa yang berada pada kelas tersebut hanya memiliki sedikit waktu untuk bersantai saat sedang luang dan merasa ada beban target untuk lulus sekolah lebih cepat,” ungkap mahasiswa kelahiran 2009 tersebut.
Persiapan sejak awal MA
Kelas akselerasi dan persiapan yang matang sejak awal semester di Madrasah Aliyah juga yang kemudian membuatnya berhasil lolos SNBP di Unair. Persiapan dan konsistensi dalam menjaga prestasi akademisnya sejak awal semester di MA telah membuahkan hasil.Selain itu, peningkatan nilai setiap semester juga menjadi salah satu strategi kunci untuk sukses dalam SNBP, hingga ia mendapatkan nilai rata-rata dalam kisaran 94.
“Dalam menghadapi SNBP, strategi dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat dan tetap mempertimbangkan prestasi dibandingkan dengan pesaing lainnya sangatlah penting. Namun, tidak kalah pentingnya adalah berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan keberuntungan, serta selalu mengikuti arahan dari sekolah dan orang tua,” ujar penyuka mata pelajaran matematika tersebut.
Bukan tanpa pertimbangan Rassya memilih Unair sebagai tujuan studinya. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Terbaik (PTN) yang terkemuka di Indonesia, Unair memiliki prestasi membanggakan yang menjadi daya tarik bagi calon mahasiswanya, terkhusus bagi Rassya.
“Latar belakang orang tua yang merupakan alumnus teknik elektro menyebabkan saya terinspirasi untuk mengambil program studi teknik di Unair. Saya memilih teknik industri karena berkeinginan untuk mengelola perusahaan dan program studi ini mampu menjembatani antara bidang keteknikan dengan ekonomi,” tutup Rassya.
Baca juga: Giselle Hage, Wisudawan Termuda ITS Berusia 19 Tahun |
Baca juga: Cerita Saudara Kembar Sama-Sama Tembus SNBP 2024 di Unair |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News