Pendidikan multikultural di SMK Bakti Karya Parigi tidak hanya menanamkan keterampilan teknis. Tetapi juga membangun karakter, kecerdasan sosial, dan kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan untuk bertahan di tengah perubahan global.
“Sekolah ini memberikan teladan bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat,” kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, saat berkunjung ke SMA tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Selasa, 28 Januari 2025.
Fajar mengatakan program pendidikan multikultural di SMK Bakti Karya Parigi juga mendukung upaya Kemendikdasmen dalam memperluas akses pendidikan berkualitas ke seluruh pelosok negeri. Sekolah ini mencerminkan tujuan besar pendidikan nasional untuk menciptakan pendidikan yang bermutu untuk semua dengan mengedepankan inklusivitas dan toleransi.
Kepala sekolah SMK Bakti Karya Parigi, Jujun Junaedi, menyebut program ini telah meluluskan lebih dari 250 siswa dari 26 provinsi dan 48 suku di Indonesia. "Kami menjalankan seleksi ketat dengan satu siswa per provinsi, dan membuka peluang bagi siswa internasional. Ini menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas tidak memandang batas budaya dan geografis,” ujar dia.
Kunjungan juga diisi dengan dialog inspiratif antara siswa dan Wamendikdasmen. Alfredo Yencesama, siswa kelas 12 asal Papua Pegunungan, kota Wamena, berbagi kisah inspiratifnya tentang belajar di SMK Bakti Karya Parigi.
Ia menceritakan belajar di sekolah ini tidak hanya fokus pada media dan teknologi. Tetapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan dan karakter.
Baca juga: Wamendikdasmen Tekankan Pentingnya Penguatan Kompetensi untuk Deep Learning pada Guru di Banyumas |
“Di sini kami belajar menggunakan alat-alat media, tetapi juga diajarkan untuk dekat dengan alam. Hal ini jarang ditemukan di sekolah-sekolah lain,” ujar dia.
Alfredo mengaku bangga, meski sekolahnya kecil dan terletak di pelosok, tetapi menjadi perhatian pemerintah. Bahkan, sampai dikunjungi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Rasanya senang sekali. Saya bangga sekolah kecil seperti ini mendapat perhatian. Harapannya, sekolah ini bisa menjadi contoh untuk sekolah lain, agar tidak hanya fokus pada perkembangan zaman tetapi juga tetap menghargai budaya dan toleransi,” ujar dia.
Nurjannah Azlaini Agus, siswi SMK Bakti Karya Parigi asal Riau, jurusan broadcasting ini juga mengungkapkan kegembiraannya atas kunjungan Wamendikdasmen. “Rasanya senang dan bangga. Kami berharap dukungan pemerintah agar sistem kelas multikultural ini bisa lebih banyak diterapkan sekolah di Indonesia. Karena sistem ini tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tetapi juga membangun nilai-nilai kebersamaan dan toleransi,” ujar dia.
SMK Bakti Karya Parigi kini menjadi contoh dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Sekolah menunjukkan pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, maupun geografis dengan menggabungkan pendidikan karakter, multikulturalisme, dan kecakapan hidup.
“Pendidikan bermutu bukan hanya soal kecakapan teknis, tetapi juga soal membangun manusia yang adaptif, kreatif, dan menghargai perbedaan. SMK Bakti Karya telah membuktikan bahwa pendidikan inklusif adalah jalan menuju masa depan bangsa yang lebih baik,” tutur Fajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News