Hal itu memotivasi Rusman Edi, penyuluh agama di Bukittinggi, mengajarkan Al-Qur'an kepada kelompok tunanetra, tuli, dan anak berkebutuhan khusus (ABK) lainnya.
"Saya tidak bisa menerapkan metode yang sama untuk semua anak. Mereka butuh perhatian dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka," ungkap Rusman dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 29 Agustus 2024.
Perjalanan Rusman Edi mendidik ABK tidaklah mudah. Ia mengembangkan metode pengajaran khusus, seperti menggunakan Al-Qur'an Braille untuk tunanetra dan mengajarkan bahasa isyarat yang dipadukan dengan bacaan lisan dari pendamping bagi yang tuli.
"Saya berusaha mendaftar kursus bahasa isyarat di Pusbisindo yang diadakan pemkot. Awalnya saya ditolak karena hanya untuk pelayan masyarakat, namun saya berjuang dan akhirnya berhasil," kenang Rusman.
Keberhasilan Rusman Edi mendidik ABK tidak hanya diukur dari seberapa banyak surat Al-Qur'an yang mereka hafal, tetapi lebih pada pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Yang paling penting adalah bagaimana mereka bisa menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka, meskipun dengan keterbatasan fisik," ujar dia.
Atas dedikasi itu, Rusman Edi menerima penghargaan Penyuluh Agama Islam (PAI) Award 2024 kategori Pendampingan Kelompok Rentan. Dedikasi Rusman Edi mendidik ABK mencerminkan semangat inklusivitas dalam pendidikan agama.
Upaya ini juga menunjukkan pentingnya penyuluhan dan pendidikan yang merangkul semua kalangan tanpa diskriminasi.
Baca juga: Cara Unik Imam Subawaihin Ajarkan Al-Qur'an, Pakai Metode Ular Tangga |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id