Penghargaan tersebut ditujukan kepada alumni UIUC yang dinilai memiliki prestasi secara profesional membantu negaranya dan dunia melalui kontribusi terhadap pemerintah, kemanusiaan, ilmu pengetahuan, dan kesejahteraan manusia.
“Sebuah kehormatan bagi Saya untuk bisa mendapatkan penghargaan ini, Saya sampaikan terima kasih kepada Indonesian UIUC Alumni Association yang telah memasukkan nama Saya, dan kepada para Profesor Saya di UIUC,” kata Bambang, saat menjadi pembicara dalam The International Achievement Awards University of Illinois at Urbana-Champaign 2020 Rabu malam, 21 Oktober 2020.
Bambang dinilai layak sebagai penerima penghargaan, karena kontribusinya selama ini. Setelah menyelesaikan studinya di UIUC pada 1997 silam, Bambang telah memiliki karir di berbagai bidang, seperti sebagai akademisi, birokrat, organisasi internasional, sampai akhirnya menduduki jabatan politis sebagai menteri.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Paling Cepat Siap di Triwulan Ketiga 2021
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang seorang ekonom dan akademisi, Bambang telah banyak melahirkan berbagai terobosan kebijakan. Saat menjadi Menteri Keuangan periode 2014-2016, Bambang menginisiasi sejumlah kebijakan penting, salah satunya adalah program pengampunan pajak ( tax amnesty) yang telah berhasil mereformasi dunia perpajakan, memperluas basis pajak, dan meningkatkan rasio pajak di Indonesia.
Saat menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS (2016-2019), Bambang berperan mendesain konsep ibu kota baru Republik Indonesia, yang dibuat dengan konsep smart, green and sustainable metropolis.
Kini setelah menjabat sebagai Menristek/Kepala BRIN, Bambang kembali berperan sebagai inisiator pembentukan Konsorsium Riset Inovasi Covid-19. Konsorsium ini telah menghasilkan 61 produk dalam penanganan covid-19. Bambang menekankan akan melakukan berbagai upaya untuk selalu berperan aktif menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi berbasis inovasi.
“Menuju Indonesia Emas 2045, yang perlu dilakukan adalah mengubah konsep ekonomi kami saat ini dari ekonomi berbasis SDA (Sumber Daya Alam) menjadi ekonomi berbasis inovasi. Inovasi membutuhkan R and D. Kemudian R and D yang kuat membutuhkan SDM yang andal. Setiap kebijakan harus mencerminkan triple helix, sinergi antarakademisi, industri, dan pemerintah,” tutup Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News