"Harapannya kalau semuanya lancar, mudah-mudahan paling cepat triwulan ketiga di 2021 vaksin Merah Putih sudah bisa tersedia untuk dalam jumlah besar dan mulai bisa di vaksinasi," kata Bambang dalam Konferensi pers virtual "Pengembangan Vaksin, Terapi, dan Inovasi Covid-19" Selasa, 20 Oktober 2020.
Namun untuk sampai pada tahap tersebut, masih ada proses yang harus dilewati vaksin Merah Putih. Di antaranya menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma untuk uji klinis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Insyaallah kalau semuanya lancar bulan Januari, paling lambat Februari 2021 kita sudah serahkan bibit vaksin kepada Bio Farma," terangnya.
Dia menyebut tugas Kemenristek/BRIN sebatas pada memastikan bibit vaksin tersebut memang cocok sebagai kandidat vaksin. Artinya pihaknya memantau perkembangan vaksin hingga tahap uji klinis pada hewan atau mamalia.
"Setelah itu ketika sudah masuk ke uji klinis ke manusia, itu sudah menjadi ranahnya industri dalam hal ini Bio Farma, dan ketika berbicara registrasi, itu ranahnya BPOM, jadi cepat atau tidaknya itu tergantung dua pihak itu," lanjut Bambang.
Baca juga: Pakar UGM: Vaksin Covid-19 Harus Teruji Keamanannya
Yang jelas, kata dia, proses pembuatan vaksin bakal dilakukan secara ketat. Agar vaksin yang diberikan ke masyarakat Indonesia ampuh mengatasi virus korona.
"Karena bagaimanapun kita harus mengikuti semua protokol mengenai vaksin ini secara disiplin dan ketat. Manjur atau tidak tergantung bibit vaksin yang dihasilkan dan di saat di uji klinis, itu akan ketahuan kalau sudah uji klinis," pungkasnya.
(CEU)