Tamima masuk sebagai mahasiswa baru Fakultas Ilmu dan Pengetahuan Alam (FMIPA) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Sebagai informasi, di FMIPA, Tamima sudah memilih jurusan Kimia melalui program peminatan jurusan yang diselenggarakan ITB saat SNBP berlangsung.
Saat resmi menjadi mahasiswa ITB, usia Mima, sapaan akrabnya ini genap 16 tahun. Teman seumuran Mima, biasanya masih duduk di bangku SMA. Namun karena Tamima pernah mengikuti kelas akselerasi saat kelas 3 SD, sehingga ia menamatkan jenjang Sekolah Dasarnya lebih cepat dari kawan-kawan sebayanga.
Ditambah lagi ketika masuk SD, usia Mima juga masih muda yaitu 5 tahun. Hal tersebut menyebabkan Tamima memiliki usia yang lebih muda dari teman-teman sekolahnya.
Uniknya, minat Mima untuk masuk ITB sudah ia pupuk sejak duduk di bangku SMP. Bahkan lulusan SMAN 8 Kota Tangerang ini mengaku, masuk ITB merupakan salah satu cita-citanya.
Mengenai jurusan, Mima sempat tertarik dengan Astronomi, yang kemudian berubah ketika menginjak bangku SMA meminati jurusan Kimia Murni. “Sejak SMP aku ingin masuk jurusan Astronomi dan kebetulan jurusan tersebut ada di FMIPA ITB. Namun saat masuk kelas 10 SMA aku sadar jika aku kurang suka fisika dan lebih tertarik ke kimia. Apalagi di tempat bimbel aku, guru kimianya baik dan enak mengajarnya,” jelas Tamima dilansir dari laman ITB, Sabtu, 26 Agustus 2023.
Saat mendaftar SNBP, Mima mengaku sempat khawatir. Hal tersebut karena ada dua teman lainnya yang juga mendaftar di FMIPA ITB. Namun, karena perbedaan program peminatan, akhirnya Tamima bulat untuk mendaftar di FMIPA ITB pada pilihan pertama SNBP.
Setelah diterima menjadi bagian dari ITB, Tamima ingin menjalani dunia perkuliahan pada umumnya, ia juga ingin mengikuti perlombaan sains, kepanitiaan mahasiswa seperti OSKM ITB dan juga unit radio 8EH ITB dalam mengisi waktu senggang kuliahnya.
Punya Cara Belajar Sendiri
Untuk urusan akademik, Tamima jelas memprioritaskan kuliah dan memiliki strategi sendiri dalam belajar. Menurut Tamima, belajar sendiri di rumah dan di tempat les merupakan cara yang efektif.Ia berpendapat jika intensitas belajar di rumah dan tempat les lebih tinggi dibandingkan saat berada di kelas. Tamima juga gemar mencatat pelajaran di waktu senggang.
Hal itu ia lakukan agar memudahkannya ketika ujian tiba. Selain itu, Tamima juga merupakan pribadi yang “kepo” akan sesuatu. Ketika ia terpikirkan sesuatu ia akan langsung mencarinya kemudian mengkorelasikannya dengan sesuatu yang lain.
“Harapannya setelah masuk ITB ini, aku bisa mengubah sisi negatif diri aku dengan lingkungan positif ITB. Misalnya dengan melihat teman-teman ITB yang semangat belajarnya tinggi sehingga bisa ikut terpacu. Kemudian bisa ikut berkontribusi dalam mengharumkan nama ITB,” tutup Tamima.
Baca juga: Wejangan Ridwan Kamil untuk Maba ITB, Bahas Flexing hingga Toleransi |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id