Hal itulah yang dirasakan guru kelas 1 SLB N Balikpapan, Ade Putri Sarwendah. Setidaknya, dalam satu tahun terakhir dia menghadapi tujuh siswanya yang memiliki hambatan pendengaran.
"Di awal saya itu menghubungi anak satu persatu, dengan video call. Alhamdulillah aplikasi video call itu paling mudah, dan kami dengan orang tua sepakat pada waktu itu," sebutnya dalam webinar Festival Ayo Guru Berbagi, Selasa, 23 November 2021.
Menurutnya, kerja sama dengan orang tua menghadapi ABK memang menjadi kunci. Komunikasi mesti terjalin baik antara orang tua dan siswa itu sendiri.
"Karena saya yakin masih ada sisa pendengaran yang dimiliki anak dan kita mencoba membaca vibrasi dari mereka, respons mereka. Nah di sini butuh bantuan orang tua," lanjutnya.
Baca: Guru: Perlu Kolaborasi Penuhi Kebutuhan Pendidikan Anak di Abad 21
Menurutnya, formulasi belajar memang harus diracik sedemikian rupa ketika mengajar di tengah pandemi dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ia mengatakan, para guru tak boleh goyah dengan keadaan.
"Tantangan selanjutnya sebenarnya tinggal bagaimana saya menciptakan pembelajaran di rumah yang tidak membosankan. Karena anak sudah banyak waktu di rumah saat ini, jadi gimana belajar menyenangkan, membuat anak gembira untuk belajar," sebutnya.
Salah satunya, dengan cara membuat video grup call bersama anak-anak di kelas. Menurutnya, hal itu menjadi cara ampuh untuk menghabisi rasa rindu anak-anak ketika ingin melihat teman-temannya.
"Jadi intinya bagaimana kita menentukan starategi mengajar, aktivitas belajar, bahan ajar, media pembelajaran. Selanjutnya pentingnya membangun komunikasi efektif dengan orang tua, saya utamakan kerjasama dengan orang tua untuk handle anak," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News