Adhella Subalie, mentor Apple Developer Academy Bali. foto: Medcom/Citra Larasati
Adhella Subalie, mentor Apple Developer Academy Bali. foto: Medcom/Citra Larasati

Coding dan Perempuan, Ini Cerita Adhella Mentor Apple Developer Academy Bali

Citra Larasati • 07 September 2025 08:00
Bali: Adhella Subalie tak ujug-ujug berada di Bali, menjadi salah satu mentor di akademi pelatihan milik Apple. Sebelumnya, alumnus Apple Developer Academy Tangerang ini bekerja sebagai software engineer di Traveloka, perusahaan teknologi ternama yang berbasis di kota yang sama.
 
Lucunya, kantor tempat ia bekerja kala itu "tetanggaan", tak jauh dengan kampus Apple Developer Academy yang berada di Green Office Park, BSD, Tangerang Selatan. "Saya bekerja sebagai software engineer di Traveloka, Tapi lucunya itu Traveloka sama Academy tetanggan. Jadi sebagai alumnus, kadang saya sesekali main ke sana (Kampus Apple)," tutur Adhelle membuka cerita, saat ditemui di Apple Developer Academy Bali.
 
Kala itu, Apple memang tengah mencari mentor.  "Waktu itu, mungkin karena masih fokus sama pekerjaan saya, waktu itu enggak gitu aware kalau Apple sedang mencari mentor. Sampai seorang teman menanyakan 'mau enggak apply ke Akademi Bali. Waktu itu saya juga masih mikir-mikirnya kayak, oh asik juga nih kayaknya jadi mentor. Cuma belum terlalu fixed gitu ya," terangnya.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Adhella akhirnya memutuskan untuk bergabung di akademi Apple yang di Bali. "Cuma saya mikir, oh ya apply aja gitu. Karena Akademi udah ngelakuin banyak banget sih buat self-development saya juga," kata dia.
 
Sejumlah rangkaian saat rekrutmen pun dilaluinya hingga akhirnya Adhelle merasa menemukan tujuan sekaligus kesempatan untuk menggeluti bidang yang sangat sesuai dengan passion-nya.  "Kayaknya ini something yang saya mau pursue. Karena sebagai software engineer itu memang fun banget buat saya," imbuh jebolan Teknik Informatika ini.
 
Tak berlebihan jika Adhella menyebut coding adalah sesuatu yang fun. Sebab bagi Adhelle mengutak-atik coding seperti sedang memecahkan problem-problem yang bersifat eksak. "Saya juga sangat suka kantor saya dulu. Cuma pas bersinggungan lagi gitu sama dunia edukasi, ternyata saya ngerasa terpanggil," katanya.
 
Kesukaan Adhelle akan coding memang sudah ia kenal sejak kecil. Namun baru ia seriusi saat duduk di bangku kuliah. Untuk itu, Adhelle merasa senang melihat inisiatif Pemerintah untuk memperkenalkan coding kepada anak-anak sejak usia dini.  "Kadang kita ngeliat ada buku buat anak kecil yang masih balita gitu ya. Coding for Kids gitu. Dan itu saya ngerasanya senang sekali gitu," ujar dia.
 
Baca juga:  Eugenia Cheng, Mengubah Perspektif Matematika Menakutkan Jadi Menyenangkan Lewat Makanan

Filosopi Coding

Coding, kata Adhella, sepintas memang terkesan mengintimidasi.  Namun sebenarnya coding itu memiliki esensi tentang bagaimana cara kita mencapai satu goal tapi step by step.
 
Sehingga, jika seseorang yang belajar coding namun tidak menjadi programmer, maka itu tidak apa-apa.  Sebab framework dan thinking pattern yang bisa dihasilkan dari sering mengotak-atik coding secara bertahap tersebut bakal berguna di bidang apapun.
 
"Karena itu sistematis, jadi kita mau nyampe goalnya kemana, kita bisa pikirin nih dari A sampai Z. Jadi saya sebenarnya sangat senang sama inisiatif ini," imbuhnya.
 
Ia pun memberikan tips bagi pemula yang ingin belajar coding.

Tips Belajar Coding 

Pertama, tidak memaksakan diri untuk belajar coding secara kilat di mana saat baru belajar sudah menargetkan untuk langsung membuat aplikasi. Meski tidak salah, namun bagi Adhella yang pertama pemula harus lakukan justru adalah kuasai algoritma. 
 
"Sebenarnya bagus juga jadi project-based gitu ya. Kita belajar sesuatu, terapin, langsung bikin sesuatu yang ada hasilnya. Jadi project kecil-kecilan. Tapi yang selalu saya tekankan adalah kencangin algoritma. Jadi logikanya itu selalu dilatih dari awal. Gimana caranya kita nyampe goal, dan goalnya itu efektif," bebernya.
 
Tips ini, ia berikan kepada siapapun yang ingin belajar coding, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Perempuan dan Coding

Bagi Adhella, perempuan sama sekali tidak kalah dengan laki-laki untuk urusan menggeluti coding.  "Jadi sebenarnya kalau secara intelektual sama aja ya perempuan dan laki-laki itu," kata Adhelle.
 
Ia bahkan mengaku tidak pernah khawatir dengan perenpuan-perempuan yang ingin belajad dan menggeluti coding seluan-luasnya.  Meski pada kenyataannya, perempuan yang meminati coding belum sebanyak pria.
 
"Tahun aku mungkin sekitar 5 lah dalam satu kelas dari 50 orang. Tahun sekarang aku melihat juga anak-anaknya banyak banget yang kayak udah 10 perempuan nih dalam satu kelas dan trennya tengah naik terus," ujarnya.
 
Bahkan menurut Adhella, perempuan memiliki kelebihan saat menggeluti coding. Yakni cenderung perfeksionis. "Jadi hasil codingannya itu lebih rapi gitu. Cuma gak menutup juga sih yang laki-laki untuk sama gitu perfeksionisnya," ujarnya.
 
Apple Developer Academy Bali merupakan akademi milik Apple yang termuda di Indonesia.  Berdiri sejak awal tahun 2025 dan menggandeng Universitas BINUS dalam operasionalnya.
 
Angkatan pertamanya terdiri dari lebih dari 100 pelajar dari 32 kota di seluruh Indonesia, dengan banyak pelajar berasal dari Bali, para pelajar angkatan pertama ini dijadwalkan lulus pada Desember 2025.
 
Dalam upaya mendorong pertukaran budaya, Bali Academy menjadi akademi Apple pertama di Indonesia yang juga membuka pintunya bagi pelajar Indonesia sekaligus internasional dari 12 negara lain di seluruh dunia. 
 
Tak mau sekadar berdiri, Apple Developer Academy Bali memilih jalan tak biasa. Akademi ini ingin menginspirasi dan melatih generasi muda pengembang aplikasi dan wirausahawan yang ingin memulai karier di bidang teknologi, serta berperan dalam ekonomi aplikasi global yang sedang berkembang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan