"Awalnya aku mau kuliah di Australia tapi karena ketemu sepupu yang kuliah di Jerman akhirnya aku juga tergoda untuk ke sana," ujar Bintang dalam siaran instagram @ehef.id, Jumat, 18 Februari 2022.
Ia mengatakan salah satu daya tarik Jerman saat itu ialah biaya kuliah yang murah. Untuk tingkat kampus swasta S1, kata dia, Jerman menawarkan biaya kuliah yang jauh lebih murah dibanding Australia.
"Enam semester kuliah di Jerman sama dengan satu semester kuliah di australia," ujar sarjana bidang Internasional Manajemen itu.
Di kampus tersebut, Ia mengeluarkan biaya kuliah sebesar 5.500 euro per semester. Dengan biaya hidup satu bulan sekitar 650 sampai 500 Euro per bulan.
Menurutnya, biaya tersebut sangat layak dikeluarkan. Sebab pendidikan dan kualitas di Jerman sangat baik. Lebih lanjut, universitas yang ia pilih juga tak memberikan syarat yang merepotkan.
Ia hanya tinggal mengirimkan ijazah, motivation letter, CV, surat rekomendasi dan mengurus visa. "Kebetulan aku SMA international, jadi ijazah aku diakui dan tidak perlu pendidikan penyetaraan lagi di kampus selama satu tahun," tutur dia.
Ia pun tak mesti repot belajar bahasa Jerman. Sebab kampusnya memperbolehkan dirinya menggunakan bahasa Inggris.
"Tapi tetap aku belajar bahasa Jerman, karena sehari-hari akan menggunakan bahasa ini di publik dan aku punya rencana tinggal di Jerman untuk waktu yang lama," ungkapnya.
Baca juga: Profesor UNAIR Masuk 100 Peneliti Hukum Terbaik Dunia, Ini Dia Sosoknya
Setelah lulus, Ia langsung mendapatkan pekerjaan di Jerman. Bintang mengatakan jika budaya kerja di Jerman sangat baik, bahkan jika dibandingkan dengan Indonesia.
"Waktu magang waktu sekolah kan aku sedikit banyak tahu kultur kerja di Indonesia. Dan menurutku di sini (Jerman) jauh lebih baik. Mereka komitmen dan disiplin dengan jam kerja. Sementara di Indonesia kadang saat pulang kerja, kita masih diharapkan bisa kerja lagi di rumah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News