Namun, keterbatasan ekonomi tak lantas membuat Rizky menyerah, apalagi soal pendidikan. Dari kecil, Rizky begitu tekun, terutama di mata pelajaran matematika. Bahkan, ketika lulus SD, nilai ujian nasional (UN)-nya sempurna, mendapat nilai 100.
"Bagi orang lain, mungkin matematika membuat pusing, namun buat saya menyenangkan," kata pemuda berusia 22 tahun itu kepada Media Indonesia.
Setelah merampungkan SMP, Rizky memilih melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK. Kala itu ia mendengar ada SMKN yang memberikan beasiswa penuh sekaligus, plus ada asramanya.
Rizky pun mendaftar. Alasannya, karena kondisi ekonomi keluarga, tawaran beasiswa itu pun menjadi sesuatu yang menjawab banyak harapannya. "Kebetulan, saya mendengar ada informasi SMKN Jateng sewaktu di SMP. Ketika itu, saya juga mendapat arahan dari guru bimbingan dan konseling (BK). Dari informasi tersebut, saya memutuskan untuk mendaftarkan diri ke SMKN Jateng kampus Pati," ungkapnya.
Tekad Rizky memang luar biasa, sehingga dia berusaha untuk dapat menembus SMKN Jateng kampus Pati. Untuk lolos seleksi, tidaklah mudah, karena pendaftarnya membeludak.
"Saya adalah angkatan kedua di SMKN Jateng atau tahun 2015. Waktu itu, ada 1.200-an siswa SMP yang mendaftar. Padahal yang diterima hanya sekitar 128 anak saja. Setiap jurusan berisi 24 siswa. Alhamdulillah, saya bisa lolos dan masuk menjadi siswa SMK Jateng jurusan Teknik Bodi Otomotif," jelasnya.
Tekadnya menimba ilmu tidak disia-siakan. Selama dalam asrama, ia mengikuti berbagai kegiatan yang telah diatur.
Kegiatan di Asrama
Selama di dalam asrama, seluruh siswa harus mengikuti kegiatan secara tertib dan disiplin. Mulai dari bangun tidur dilanjutkan salat subuh berjamaah. Kemudian ada pengibaran bendera jam 06.00 WIB.Lalu ada bersih-bersih, apel pagi dan masuk kegiatan belajar mengajar hingga jam 15.00 WIB. Pada sore hari, ada kegiatan bebas.
"Biasanya saya isi dengan mencuci baju dan olahraga. Saat magrib dan isya ada salat berjamaah lagi. Kemudian belajar hingga jam 22.00 WIB. Tidur dan bangun menjelang subuh. Itu kegiatan setiap harinya," katanya.
Bagi Rizky, banyak kesan yang diperoleh pada saat berinteraksi dengan teman-teman di SMKN Jateng tersebut. Menurutnya, banyak hal yang berkesan, terutama rasa persaudaraan antarteman.
"Kami saling membantu satu sama lain, terutama ketika ada seorang kawan yang kesulitan dalam pelajaran. Hal-hal semacam inilah yang kemudian membuat kami dekat," terangnya.
Usaha pun tidak mengkhianati hasil. Perjuangan belajarnya di SMKN Jateng yang serius berbuah prestasi. Selama tiga tahun belajar, prestasinya tidak pernah buruk.
Bekerja di Jepang
Bahkan, dia menjadi lulusan terbaik pada 2018 lalu. Begitu lulus, ada beberapa opsi yang ditempuh, di antaranya adalah langsung melamar kerja. Salah satunya ke JIAEC atau Japan Indonesia Association For Economy Cooperation, sebuah perusahaan yang merekrut anak-anak muda berprestasi di Indonesia sebagai tenaga kerja di Jepang."Alhamdulillah, saya bisa diterima untuk bekerja di salah satu perusahaan di Jepang. Berbarengan dengan saya, ada empat orang lagi. Jadi ada lima orang," jelasnya.
Mereka adalah teman-teman satu kelas dari jurusan teknik bodi otomotif. Perusahaan yang menerima adalah Yodogawa Tekko Co Ltd. "Sudah 4,5 tahun saya bekerja di sini. Alhamdulillah, pekerjaan saya setiap hari adalah melakukan pengecatan AC kapal, pabrik dan rumah. Untuk gaji lumayan, bisa membantu bapak ibu dan adik-adik sekolah. Bahkan, saya juga menabung membeli tanah. Setiap bulan saya kisaran antara Rp12 juta hingga Rp20 juta, tergantung dengan naik turunnya kurs," kata Rizky.
Bahkan, untuk masa depan, Rizky juga sudah menyiapkan usaha yang kini telah dijalankan oleh ayahnya. "Memang, ayah dulu seorang tukang ojek pengkolan. Tetapi sekarang sudah berganti profesi menjadi pedagang. Modalnya saya kirimkan ke ayah. Selain itu, dengan bekerja di Jepang, bisa untuk membantu keluarga. Apalagi, saya masih mempunyai dua adik, satu di SD dan satunya lagi SMK," ujar Rizky.
Dia tidak pernah membayangkan, seandainya tidak ada SMKN Jateng yang dibangun semasa pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo. "Saya sangat berterima kasih, karena dengan adanya SMKN Jateng dapat menjadi jalan bagi kesuksesan, terutama bagi anak-anak kurang mampu. Saya berpesan juga, yakinlah setiap keinginan pasti akan ada jalan. Pendidikan menjadi bagian penting untuk mengubah nasib diri sendiri dan keluarga," tandasnya.
Semuanya gratis Tak hanya Rizky yang telah sukses di Jepang, Ersa, seorang siswa Teknik Pengelasan SMKN Jateng kampus Purbalingga juga merasakan kehadiran SMKN Jateng. "Kalau di SMKN Jateng semuanya gratis. Sama sekali tidak keluar uang. Sehingga hal ini sangat mengurangi beban keluarga," kata Ersa, anak seorang pedagang cilok di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Bagi Ersa, bersekolah di SMKN Jateng akan dapat membuka masa depan lebih cerah. Selepas SMKN, dia bercita-cita langsung kerja, tetapi juga bakal kuliah. Saat mengunjungi SMKN Jateng kampus Purbalingga beberapa waktu lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan pentingnya investasi sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu upaya penanggulangan kemiskinan.
"Dalam konteks penanggulangan kemiskinan, investasi SDM ini tidak murah, tidak mudah, tetapi mempunyai nilai tinggi karena mereka sangat kompetitif," ujar Ganjar.
Menurutnya, SMKN Jateng hadir sebagai langkah jangka panjang dalam pengentasan kemiskinan di Jateng. Karena SMKN Jateng khusus untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, agar mendapatkan pendidikan bagus dan berkualitas.
Setiap siswa juga tidak ditarik biaya, bahkan semua kebutuhan hidup selama belajar SMKN Jateng sudah ditanggung. "Saya selalu tanya kepada anak-anak, kamu tinggal di mana, orang tuamu kerja apa. Ada penjual cilok. pedagang, terus sopir, ada juga yang maaf sudah yatim dan yatim piatu. Sebenarnya saya ingin memberikan lebih banyak akses kepada anak-anak agar bisa mendapatkan sekolah yang baik dan tidak berbayar. Syaratnya, harus dari keluarga yang tidak mampu," jelas Ganjar.
SMKN Jateng selalu ditekankan beberapa hal, yaitu keahlian, pengetahuan dan sikap, sehingga dapat membentuk karakter anak. Harapannya ketika lulus nanti setiap anak memiliki karakter dan disiplin yang kuat, sehingga mampu berkompetisi.
Baca juga: Kamu Anak SMK yang Mau PKL? Pelajari Tips dan Trik Bikin Laporan PKL |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News