"Perasaan pertama adalah bersyukur bisa melewati berbagai macam seleksi yang ketat, mulai dari seleksi berkas, karantina secara online dan juga karantina offline yang dilaksanakan tiga hari dengan protokol kesehatan yang ketat pula," ungkap Ulfa mengutip siaran pers IPB, Kamis, 14 Oktober 2021.
Dalam kompetisi ini, Ulfa memanfaatkan ilmu pengetahuan dari proses kuliah. Ia membuat produk ekonomi kreatif sederhana dari bahan jerami.
"Salah satu yang harus dimiliki oleh seorang nonoman panutan dan salah satunya adalah leuweung elmuna dimana saya membuat suatu produk ekonomi kreatif dari jerami di salah satu desa wisata yang ada di Kota Bogor," ujar Ulfa.
Ulfa menceritakan beberapa tantangan yang dihadapi. Misalnya, bagaimana menemukan dan menonjolkan kemampuan dan kelebihan diri di antara peserta yang telah berprestasi.
Baca: Kunci Nurman Firdaus, Wisudawan Terbaik ITS Kantongi IPK Sempurna 4.00
Sebelumnya, Ulfa bersama paguyuban dan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor telah melakukan banyak kegiatan training selama enam bulan yang dibimbing oleh ahli di bidangnya masing-masing.
"Sebagai mahasiswa pertanian, saya ingin mengenalkan keberagaman alam yang tidak hanya dari Kota Bogor namun juga di Jawa Barat. Selain itu, saya juga ingin mengangkat bahwa kebudayaan dan ekonomi kreatif apabila disatukan dengan pengetahuan maka akan menjadi kekayaan daerah yang unik," ungkap Ulfa
Dengan pengetahuan dan background yang dimiliki, Ulfa berusaha berkontribusi kepada masyarakat, terutama di sektor pertanian. Ia pun berharap, generasi muda dapat selalu mengenali potensi daerahnya.
"Karena dari mengenali potensi daerah lah kita dapat mengembangkan sesuatu dan membuat perubahan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News