Alumnus UGM Evie Yulin yang kini menjabat Presiden Direktur di PT Merck Tbk. DOK UGM
Alumnus UGM Evie Yulin yang kini menjabat Presiden Direktur di PT Merck Tbk. DOK UGM

Kisah Evie Yulin, Alumnus UGM yang Jadi GM Perempuan Pertama di Merck Healthcare Asia Pacific

Renatha Swasty • 02 Desember 2024 17:04
Jakarta: Perjalanan karier Evie Yulin yang dilalui dengan ketekunan dan disiplin berbuah manis. Alumnus Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu kini menjadi Presiden Direktur di PT Merck Tbk.
 
Perempuan kelahiran Jember pada tahun 1967 itu merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat itu, orang tuanya bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perbankan.
 
“Saya mulai sekolah di SD Unggaran Jogja, lalu masuk ke SMP 5, terus di SMA 3, dan kuliah di UGM. Semua jenjang pendidikan saya tempuh di Jogja,” cerita Evie dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 2 Desember 2024.

Semasa sekolah, ia sering menjadi juara kelas. Hal ini membuatnya bisa diterima di sekolah dan perguruan tinggi impian. Evie juga beberapa kali mewakili sekolah dalam kompetisi tari dan baris berbaris.
 
Dia mengaku tertarik dengan bidang farmasi sejak di bangku SMA. Kala itu, mata pelajaran favoritnya adalah kimia organik dan matematika.
 
Ia juga sudah memetakan dengan baik jurusan dan bidang pekerjaan yang ingin ia geluti. Baru, kemudian pilihannya jatuh di Fakultas Farmasi UGM.
 
Evie masuk melalui jalur Penentuan Minat dan Kemampuan (PMDK), yakni jalur tanpa tes dengan nilai akademik unggul. Dia mengaku sempat diusulkan gurunya memilih kedokteran, namun ia tetap ingin memilih farmasi.
 
“Pokoknya cari fakultas yang memang dibutuhkan penguasaan kimianya cukup kuat. Kalau enggak teknik kimia, kan apotek. Terus saya melihat bahwa kalau apoteker asik kali ya, bisa membantu pasien-pasien yang sakit. Jadi saya pilih apoteker,” kenang dia.
 
Baca juga: Alumnus UGM, Sosok di Balik Usaha Transportasi Kargo Berpendingin Nomor 1 di Indonesia

Awal karier Evie bermula ketika ia diterima oleh tiga perusahaan farmasi lokal saat masih kuliah. Dengan passion di bidang sales dan marketing, Evie menjabat sebagai product specialist dan ditugaskan untuk memasarkan produk ke beberapa rumah sakit.
 
Ia menghadapi banyak penolakan dan tantangan di awal kariernya. “Saya adalah orang yang sangat mementingkan proses, jadi semua proses itu harus dilihat dari A sampai Z. Karena kita yakin kalau prosesnya bagus, pasti performance akan mengikuti,” tutur Evie.
 
Konsep berpikir tersebut diterapkan di perusahaan mana pun, termasuk PT Merck Tbk. Evie bergabung pertama kali pada tahun 2010 sebagai Country Head Healthcare Business Indonesia.
 
Dia menjadi anggota direksi pada tahun 2011 dan kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur pada tahun 2020. Evie menjadi satu-satunya General Manager perempuan di Merck Healthcare Asia Pacific pada saat itu.
 
Evie beberapa kali mendapatkan penghargaan, seperti Top 100 Businesswomen of The Year (2017, 2019-2021, 2024), Indonesia Most powerful Women Award (2023), Best Business Transformation (2023), hingga The Most Extraordinary Women Business Leaders Award (2022).
 
Selama menjalani karier sebagai pemimpin perempuan di Merck, Evie tidak merasakan hambatan sama sekali. Ini sangat dipengaruhi oleh budaya DEIB (Diversity, Equity, Inclusion, and Belonging) yang kuat di Merck, di mana keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan rasa memiliki menjadi nilai-nilai inti perusahaan.
 
Merck menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung lingkungan kerja inklusif, memastikan semua karyawan, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih prestasi. Ia bersyukur karena budaya ini memungkinkan perempuan berkontribusi signifikan dan mengatasi tantangan dalam jenjang karier, menjadikan gender bukan penghalang untuk mencapai kesuksesan.
 
Evie mengungkapkan di bidang farmasi ada banyak tantangan yang saat ini sedang dihadapi,terutama akses terhadap obat-obatan inovatif.
 
“Sekarang ini middle income population banyak yang turun menjadi middle to lower income population. Sehingga kita harus pikirkan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan akses dengan mudah untuk obat-obatan inovatif ini,” papar Evie.
 
Dia menilai penting bagi industri farmasi memperhatikan affordability dan accessibility obat-obatan inovatif. Kesadaran akan penyakit tertentu juga perlu dibangun, sehingga masyarakat bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
 
Pencapaian Evie tidak terlepas dari prinsip yang selalu ia pegang teguh. “Bekerja adalah ibadah. Jadi kalau prinsip saya adalah menyenangi apa yang kita lakukan dan selalu komitmen terhadap apa yang saya ucapkan,” ujar dia.
 
Ia berpesan agar selalu menjadi pribadi tangguh, berani mencoba, dan open-minded. Sehingga, tantangan demi tantangan dapat menjadi pelajaran berharga di kemudian hari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan