Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, mengapresiasi Rapor Pendidikan. “Kami jadi punya bahan evaluasi dan refleksi perencanaan dan pembenahan. Rapor ini detail dengan berbagai dimensi, jadi ini membantu kami merencanakan dan menganggarkan intervensi yang tepat sasaran,” ucap Fathur dalam Peluncuran Merdeka Belajar episode 19: Rapor Pendidikan Indonesia, Jumat, 1 April 2022.
Diakui Fathur, sejak 2018, pihaknya terus mengidentifikasi satuan-satuan pendidikan, terutama yang memiliki jumlah guru terbatas. “Kami membuat terobosan multigrid teaching atau pembelajaran kelas rangkap untuk mengatasi keterbatasan guru. Semoga, Rapor Pendidikan bisa membantu kami membuat rencana peningkatan mutu guru dan pembelajaran yang fokus pada literasi, numerasi, dan karakter,” harap Fathur.
Kepala SMA Dharma Loka, Pekanbaru, Riau, Dessy Pratiwi, mengaku terkesan dengan hadirnya Rapor Pendidikan. “Saya sangat senang, karena ini bukan pendekatan ketakutan, tapi menekankan kewaspadaan untuk bertumbuh. Ini seperti medical check up (pemeriksaan kesehatan) gratis, jadi kita tahu sakitnya apa dan cara mengobatinya,” tutur Dessy.
Ke depan, Dessy berharap, kepala sekolah semakin memahami posisi masing-masing sekolah dan perbaikan yang perlu. Diakuinya, siswa pada umumnya tidak suka dibanding-bandingkan.
“Kalau anak-anak dipaksa harus langsung dapat nilai bagus, misalnya dari 40 ke 90, nantinya malah menyontek. Justru, kita harus membantu mereka meningkatkan pencapaian dengan jujur. Terima kasih Kemendikbudristek, sudah membantu kami melakukan hal itu, dengan menghadirkan indeks-indeks dalam Rapor Pendidikan ini,” tutur Dessy.
Soal kejujuran juga diamini Kepala SD Negeri 20 Salomenraleng, Wajo, Sulawesi Selatan, Syahrir. Diungkapkan Syahrir, sekolahnya berjarak enam jam dari Kota Makasar dengan kondisi geografis yang cukup menantang. “Saya sudah diskusi dengan teman-teman guru. Lewat Rapor Pendidikan ini, kita akan mendapat masukan-masukan untuk memperbaiki sekolah kita. Ada kejujuran yang bisa kita raih di sekolah lewat data-data ini, untuk membuat perencanaan berbasis data yang jujur,” tutur Syahrir.
“Di sekolah, kami membuat inovasi Guru Perahu untuk melayani para siswa, karena kondisi geografis cukup menantang. Sekolah kami mendatangkan guru dan buku bagi anak-anak. Jadi, kami sangat terbantu dengan Rapor Pendidikan ini untuk membuat rencana pengembangan sekolah dan guru-guru kami,” tutur Syahrir.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim pun menyambut baik apresiasi yang diungkapkan para pemangku kepentingan. Dirinya mengakui, kejujuran dan transparansi data adalah langkah awal membuat perencanaan berbasis data yang baik.
Menurut Nadiem, seluruh stakeholder harus menerima data sekolah apa adanya, dan membuka diri untuk belajar dari data tersebut. "Kita cari tahu, apa yang dapat dipelajari dan ditingkatkan. Paradigma ini akan membawa transformasi besar bagi sekolah-sekolah. Ayo, segera identifikasi, refleksikan, dan benahi permasalahan-permasalahan pada satuan pendidikan dengan Rapor Pendidikan,” ajak Nadiem.
Baca juga: Hasil Asesmen Nasional 2021: Literasi Numerasi SD Butuh Perhatian Serius
Platform Rapor Pendidikan ini menyajikan informasi kualitas dan ketimpangan secara sederhana dan mudah dipahami bagi satuan pendidikan dan pemerintah daerah. Tujuannya agar bisa mengidentifikasi dan merefleksikan tantangan untuk kemudian menyusun rencana perbaikan secara lebih tepat dan berbasis data.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News