Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengaku banyak mendapat pengaduan guru. Ia mengatakan, ada guru yang beranggapan kalau nilai besar tidak menjamin untuk lolos seleksi.
"Banyak yang marah sih kepada saya, mereka curhat kalau mereka ada yang nilainya lebih tinggi daripada yang lulus itu," sebut Unifah kepada Medcom.id, Selasa, 12 Oktober 2021.
Menurut dia, kebijakan baru lewat afirmasi tambahan itu malah menggeser posisi mereka yang sudah lulus. Hal itu yang menurutnya membuat guru marah.
Baca: Catatan Komisi X Soal Pemberian Afirmasi Seleksi PPPK Guru
"Teman-teman ada yang awalnya sudah lulus, tapi dengan perhitungan baru jadi tergeser. Itu sebenarnya yang pertama sudah lulus ya harus tetap diluluskan, jangan sampai mau menyelesaikan satu bagian, yang afirmasi 50 tahun ke atas, tapi mengorbankan yang lain," jelasnya.
Dia pun meminta untuk seleksi tahap dua, pemerintah dapat memperbaiki seluruh sistem perhitungan. Pemerintah juga diminta memperhatikan masa kerja dari tenaga pendidik.
"Jadi intinya adalah seharusnya pengalaman kerja itu dilihat paling utama, usia dan pengalaman kerja. Ada yang 35 tahun, tapi baru satu tahun di data Dapodik, itu tidak bisa disamakan dengan mereka yang umur 34 tahun tapi sudah mengabdi 10 tahun," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News