Ilustrasi: MI/Barry Fatahillah
Ilustrasi: MI/Barry Fatahillah

Waktu Mengajar Singkat, Guru PAI Harus Punya Metode Ajar Tepat untuk Siswa

Citra Larasati • 01 Juni 2024 14:00
Jakarta:  Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) punya tanggung jawab penting yaitu mengemban pemahaman agama dari 43 juta siswa muslim di Indonesia. Oleh karenanya, Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Abdul Rochman meminta para guru PAI punya metode ajar agama yang tepat di sekolahan meski jam pelajaran agama yang ada sangat singkat.
 
"Guru Pendidikan Agama Islam ini menjadi sangat penting karena 43 juta anak muslim Indonesia ini ada di pundak dan menjadi tanggung jawab dari bapak ibu sekalian," ujar Abdul Rochman dalam acara Pembinaan dan Pembekalan Mutu SDM Moderasi Beragama dilansir dari laman Kemenag, Sabtu, 1 Juni 2024.
 
Rochman menegaskan, guru PAI harus punya target tentang pelajaran-pelajaran agama yang hanya 2 jam dalam 1 minggu di sekolah umum. "Dengan 2 jam seminggu itu, kita juga harus memikirkan apa yang kita ajarkan kepada siswa. Yang lainnya bobotnya bisa dikurangi dari itu, tapi bukan berarti lainnya tidak penting. Minimal salatnya itu benar. Berarti wudhu, salat, doa atau wiridan setelah salat," ujarnya.

Rochman kemudian juga menekankan pentingnya kemampuan membaca Al-quran. Keluar dari SD, SMP, SMA, kata dia, para siswa minimal harus bisa baca Al-quran, minimal. Guru PAI harus bisa mencari metode yang paling cepat.
 
Selain itu, ia menggambarkan buku agama bisa diringkas dan dibuat agar siswa-siswa bisa mempelajari agama dengan mudah dan lebih simpel, seperti tentang rukun Islam, fiqihnya salat dan haji.
 
"Dibuat tabel-tabel misalnya. Itu dibuat yang simpel sehingga orang itu bisa memahami agama dengan cara yang lebih mudah. Selebihnya adalah penekanan ketauhidannya, dan terutama akhlaknya itu. Dan itu harus dibentuk melalui keteladanan," katanya.
 
Pelajaran agama Islam di sekolah umum, kata dia, itu sebaiknya sifatnya praktikal. "Kita tidak sedang mencetak ahli agama di sekolah-sekolah umum, tapi mencetak umat Islam yang menjalankan agama, yang mempraktikkan agama. Beda dengan madrasah atau pesantren. Kita menyiapkan untuk orang yang mendalami agama," katanya.
 
Guru PAI, kata Koordinator Stafsus, harus bisa berpikir bagaimana caranya agar para siswa bisa mencintai agamanya. "Semangat untuk beragama, moderat berfikirnya dengan waktu yang sangat pendek, itu bagaimana kita mengajarkannya karena waktu kita ini pendek," katanya.
 
Lebih lanjut, Stafsus Menag menyebut, Direktorat PAI sebuah unit yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap 43 juta anak muslim se-Indonesia. Oleh karenanya, keberhasilan pengembangan program dan kebijakan yang diambil harus diutamakan.
 
"Kalau direktorat ini gagal di dalam mengembangkan programnya, kebijakannya itu maka punya pengaruh terhadap 43 juta anak muslim di Indonesia," pungkasnya.
Baca juga: Panduan Buku Sastra Masuk Kurikulum akan Kembali Diterbitkan Sebelum Tahun Ajaran Baru

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan