"Berkata-kata kasar kepada siapa pun apalagi guru sebagai orang tua di sekolah sangat tidak pantas. Begitulah potret bagaimana pendidikan dan pembelajaran terjadi dalam banyak kasus. Sebuah realita menghadapi kenakalan anak di sekolah dan rumah," kata Satriwan dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Februari 2023.
Satriwan menuturkan tujuan pendidikan ialah mempertajam kecerdasan, memperkokoh kemauan, dan menghaluskan perasaan. Dia menyebut tampak dalam video tujuan pendidikan masih jauh dicapai dan proses yang mesti terus menerus dilakukan.
"Perasaan si anak belum terbangun, bagaimana menghormati yang lebih tua, menghargai guru. Berkata-kata yang sopan dan baik," tutur dia.
Satriwan yakin dengan viralnya video itu akan menjadi pembelajaran sekaligus sanksi sosial kepada siswa tersebut untuk tidak mengulanginya kembali. Sekaligus, kata dia, menjadi refleksi mendalam bagi guru dalam membimbing dan mendidik anak.
"Saya yakin tidak ada guru yang ingin menjerumuskan anak didiknya," ujar Satriwan.
Dia menyebut ada dua hal yang bisa dilakukan guru menghadapi anak bermasalah. Satriwan mencontohkan apabila siswa terlambat datang sekolah atau melanggar aturan hendaknya dipanggil baik-baik, dinasihati, dan diminta komitmen terhadap regulasi sekolah sesuai dengan SOP/Tata Tertib Sekolah.
"Jika dinasihati dengan baik anak malah merespons dengan kasar, guru langsung melaporkan ke wali kelas siswa tersebut, guru BK, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, bahkan kepada kepala sekolah," kata Satriwan.
Hal itu agar pihak sekolah menindaklanjuti untuk meminta orang tua datang ke sekolah agar mengetahui kronologi kejadian dan tindakan anak yang sudah melanggar aturan. Satriwan menyebut hal itu agar anak sama-sama dibina dan dibimbing menjadi lebih baik.
"Proses mendidik itu memang membutuhkan kesabaran penuh dari guru maupun orang tua. Saya yakin dengan komunikasi yang baik dan persuasif pendekatan yang humanis serta reflektif, sebab anak-anak pada dasarnya memiliki fitrah untuk menerima segala seauatu yang baik dan benar," tutur dia.
Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan video seorang siswa berseteru dengan seorang guru. Si anak memaki dan berkata kasar pada si guru.
Belakangan diketahui peristiwa itu terjadi di SMK Pustek Tangerang. Kasus bermula saat petugas keamanan melihat si anak memainkan sakelar lampu di ruang kelas.
Dia lalu ditegur. Tak terima, siswa tersebut balik memaki dan berkata kasar pada si petugas.
Atas kejadian itu, pihak sekolah langsung memanggil orang tua siswa dan memberikan teguran keras kepada pelaku dan siswa yang merekam video tersebut.
Meski sudah meminta maaf dan diselesaikan kekeluargaan, sekolah memastikan tidak akan segan-segan mengeluarkan pelaku bila terbukti berulah kembali.
"Akhirnya dia mengakui memainkan lampu dan memohon maaf dan kebetulan anak itu juga butuh perhatian. Kita panggil orang tuanya, termasuk yang ambil videonya kita panggil juga orang tuanya dan membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi," kata Kepala SMK Pustek Tangerang, Masri, Rabu, 8 Februari 2023.
Baca juga: Sepele, Siswa Viral Memaki Guru Gegara Sakelar Lampu |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News