"Honorer yang sudah tua itu kan beda psikologisnya dengan honorer muda. Honorer K2 itu lebih beban moral dibanding yang lain," ujar Titi kepada Medcom.id, Jumat, 17 September 2021.
Menurutnya, orang yang memiliki beban moral akan semakin kesulitan menjalani tes. Dia pun mendapat laporan ada guru yang bahkan sampai pingsan.
Titi mengatakan jika beban moral itu terjadi akibat guru dibayang-bayangi passing grade yang tinggi untuk lolos. Sementara, afirmasi yang diberikan pemerintah dirasa belum mampu menyelamatkan skor guru untuk lolos.
Baca: Guru Honorer Minta Passing Grade Seleksi PPPK Diturunkan Hingga 100 Poin
Ia menyebut, afirmasi pemerintah saat ini tak terlalu terasa signifikan. Ia berkukuh penurunan passing grade jadi bantuan yang paling efektif untuk memuluskan para guru honorer lolos seleksi PPPK.
"Apalagi honorer K2 yang minimal mengabdi 17 tahun. Apakah manusiawi ataukah masuk logika ketika tes ini menjadi tolok ukur," sebutnya.
Dia berharap penurunan passing grade dapat dilakukan hingga 100 persen. Hal itu merupakan bentuk bantuan yang nyata kepada guru honorer untuk menjadi ASN.
"Yang sekarang 320 sampai 325 passing grade mata pelajaran, taruh jadi 200 lah. Itu kan sangat membantulah, atau 150 lah. Itu sangat membantu," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News