Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menyatakan lewat survei yang pihaknya lakukan pada 2.406 guru di 23 provinsi seluruh Indonesia, terdapat 91,7 persen guru yang mengaku antusias menerima vaksin. Sebagian besar dari mereka antusias karena efek dari vaksinasi itu sendiri.
"Alasan guru bersedia mengikuti vaksinasi covid 19 karena ingin memiliki kekebalan tubuh terhadap penularan Virus Covid 19 sebanyak 79,43 persen," kata Heru dalam siaran YouTube FSGI, Rabu, 17 Maret 2021.
Selebihnya, antusiasme guru dalam vaksinasi dipengaruhi oleh harapan ingin menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Sebanyak 63 persen guru ingin menjalankan kembali PTM dengan rasa aman yang diperoleh dari vaksin.
"Sebanyak 37,56 persen beralasan karena situasi penyebaran Covid-19 yang masih mengkhawatirkan, sebanyak 28,55 persen menyatakan karena tidak tahu kapan pandemi kapan akan berakhir dan sebanyak 17,58 persen yang menyatakan yakin dengan produk vaksinnya," terang dia.
Sisanya, sebanyak 4,89 persen menyatakan karena takut diberikan sanksi atau hukuman. Dan sebanyak 0,63 persen guru menyatakan mau divaksin karena ada paksaan dari atasannya.
Baca juga: FSGI: Masih Ada 8% Guru Nyatakan Tolak Vaksinasi
Meski begitu, terdapat pula sejumlah guru yang memang menolak vaksinasi sama sekali. Jumlahnya sebesar 8,27 persen.
Sebanyak 63,32 persen di antara guru yang menolak vaksinasi tersebut menyatakan khawatir dengan efek samping vaksin. Selain itu 41,71 persen lainnya ragu dengan kualitas produk vaksin.
Berikutnya beralasan memiliki penyakit bawaan sebanyak 25,13 persen, terpengaruh pemberitaan negatif tentang vaksinasi di media sosial sebanyak 22,11 persen. Ada juga yang menyatakan karena masih ada kemungkinan tertular virus covid-19 setelah vaksinasi sebanyak 12,06 persen, dan penyebaran virus covid-19 yang tidak mengkhawatirkan pada wilayah guru yang bersangkutan sebanyak 10,55 persen.
"Sisanya menyatakan bahwa lebih baik ikut vaksinasi secara mandiri sebanyak 3,02 persen dan sebanyak 0,3 persen karena tidak takut terinfeksi virus covid-19," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News