"Masih ada guru yang menyatakan tidak bersedia untuk divaksinasi sebanyak 8,27 persen," kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam siaran YouTube FSGI, Rabu, 17 Maret 2021.
Padahal, pemerintah terus menyosialiasikan jika vaksin covid-19 halal dan aman. Selain itu vaksinasi guru ditujukan untuk percepatan persiapan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli 2021.
Beruntung, sisanya para guru menyatakan antusiasime terhadap vaksinasi. 91,7 persen guru menyatakan antusias mengikuti vaksin.
Meski begitu, angka 8,27 persen tadi tidak bisa dianggap remeh. Apabila masih ada guru yang belum divaksin dan siswa yang juga belum divaksin maka Herd Immunity secara komunal di lingkungan sekolah sulit untuk terbentuk.
Baca juga: Kejar Target PTM, Vaksinasi Guru di Pangkalpinang Segera Dilakukan
Pihaknya menelusuri asal wilayah guru yang menolak vaksinasi tersebut. Guru yang berasal dari luar Jawa lebih banyak yang menolak untuk divaksin yaitu sebanyak 24,35%.
"Dibandingkan guru-guru yang berasal dari Jawa hanya 4,84%. Kondisi ini diduga paralel dengan situasi penyebaran Covid 19 yang lebih buruk di Pulau Jawa dibandingkan daerah lainnya," lanjut Heru.
Jika berdasarkan usia, guru yang lebih muda lah yang lebih banyak menolak vaksinasi. Pada guru yang berusia 20 hingga 29 tahun ada sebanyak 10,61 persen yang tidak bersedia mengikuti vaksinasi, pada usia 30-39 sebanyak 10,97 persen dan pada usia 40-49 sebanyak 10,51 persen.
"Sedangkan pada usia 50-60 tahun hanya 4,67 persen yang menyatakan tidak bersedia," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News