"Kalau GP hanya nol koma berapa persen dari 5 juta guru kita. Yang kita butuhkan kita serentak bergerak 5 juta itu menjadi guru penggerak bersama-sama," kata Doni dalam siaran youtube Vox Populi Institute Indonesia, dikutip Senin, 20 September 2021.
Doni menilai program tersebut sebatas labeling terhadap para guru anggota. Doni menyebut konsep serupa dilakukan dalam program Sekolah Penggerak.
"Menentukan guru penggerak lalu dilabel, terus jadi sekolah penggerak terus diberi dana tiga tahun berturut itu adalah bentuk ketidakadilan," ujarnya.
Baca: Kabar Guru Honorer 'Senior' Lolos PPPK Tanpa Tes Dipastikan Hoaks
Menurut Doni, membangun pendidikan harus melibatkan kecerdasan publik dan partisipasi semua elemen masyarakat. Partisipasi masif itu diyakini bisa membuat sense of belonging menjadi lebih kuat.
Bagi Doni, dunia pendidikan Indonesia belakangan ini diselimuti elitisme. Kebijakan pendidikan hari ini bukan lagi atas keputusan seluruh pemangku kepentingan. Menurut dia, situasi ini dinilai membahayakan.
"Elitisme di bidang pendididkan itu membahayakan karena menganggap mereka (pemerintah) sendiri yang paling mengerti pendidikan, kelompok mereka yang merasa mengerti mendesain ini," cetus eks anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id