Di samping itu, peran pendidik dan tenaga kependidikan sangat besar dalam berjuang memberikan ilmu dan membentuk karakter generasi yang akan datang demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Pada bonus demografi nanti, apakah anak-anak sekarang akan menjadi intan berlian atau menjadi bom waktu, itu kita yang tentukan dengan cara bekerja keras mendidik dan mengasah generasi penerus bangsa," ucap pelaksana tugas (plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 12 Desember 2021.
Pada kesempatan yang sama, Nizam kembali menekankan bahwa guru adalah sosok yang menyiapkan fondasi pembangunan negara. Menurutnya, setiap guru yang lahir dari jenjang pendidikan tinggi harus memiliki satu tekad, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, menjadi guru yang hebat juga dituntut memiliki semangat dan pemikiran yang terbuka. Hal ini diperlukan guna mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi yang juga digunakan oleh anak-anak saat ini.
Baca juga: Kampus Mengajar Strategis untuk Selamatkan Bonus Demografi
Sementara itu saat meresmikan Universitas PGRI Sumatera Barat (Upgrisba), Nizam katakan bahwa teknologi yang berkembang pesat saat ini kebanyakan diproduksi negara lain. Pendidikan menjadi harapan kita agar anak-anak yang menggunakan teknologi tidak kehilangan jati dirinya.
Meskipun mereka nantinya menjadi warga global namun perlu kita pastikan agar akar budaya mereka tidak tercerabut. Nizam menambahkan, saat ini potensi kreativitas untuk memahami teknologi terbuka luas dengan program Kampus Merdeka melalui pertukaran dosen atau mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News