Koko Triantoro dan muridnya. DOK UNY
Koko Triantoro dan muridnya. DOK UNY

Kisah Koko Triantoro, Alumnus UNY yang Dedikasikan Diri Sebagai Guru di Wilayah 3T

Renatha Swasty • 12 Juli 2022 17:37
Jakarta: Pemerintah terus mengupayakan pemerataan pendidikan. Salah satunya lewat Program Guru Garis Depan (GGD) dan Sekolah Garis Depan (SGD).
 
Program GGD dimulai pada 2015 dengan mengirimkan 798 guru ke-28 kabupaten di daerah 3T yang tersebar di empat provinsi. Ke-798 guru tersebut terpilih melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi PNS untuk lulusan SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah 3T).
 
Sebanyak 1.480 guru mendaftar dari target 4.298. Salah satu peserta GGD ialah Koko Triantoro.

Alumni Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta itu ditempatkan di SD Embacang Lama, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan. Koko Triantoro memiliki banyak pengalaman mengajar di daerah 3T.
 
Dia merupakan alumni Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) penempatan Ende, Nusa Tenggara Timur. Koko juga pernah mengajar di Astra Agro School, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
 
“Pengalaman mengajar di daerah terpencil 3T, saya sadar akan kesenjangan yang sangat tinggi utamanya bidang pendidikan yaitu bahasa, membaca, dan berhitung,” kata Koko dikutip dari laman uny.ac.id, Selasa, 12 Juli 2022.
 
Sejak 2017, Koko yang bertugas di SD Rompok Tebing Tinggi, harus berjalan kaki pulang pergi 90 menit melewati hutan. Padahal, hanya perlu 15 menit bila ditempuh dengan perahu.
 
Saat itu, Koko ingin membangun pedalaman. Dia juga aktif sebagai Koordinator Relawan Negeri Nasional yang menaruh perhatian terhadap pendidikan di daerah terpencil.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan