Diskusi yang mengangkat tema 'Bakti dari Penjuru Negeri' ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak IPB '33' tanggal 11 Desember 2021 mendatang.
Diskusi 7 kali ini menghadirkan tiga orang alumni IPB Angkatan 33 yang berdedikasi tinggi pada bidangnya masing-masing.
Alumni IPB berprofesi pengusaha kafe dan petani kopi
Pembicara pertama bernama Sadikin, pria asal Aceh seorang agropreneur berbasis konservasi yang mengusung konsep kafe di tengah kebun kopi. Sadikin merupakan alumni Agronomi Budidaya Pertanian, Faperta IPB.
“Teman-teman memanggil saya Gembel, singkatan dari Gemar Belajar Etika dan Lingkungan. Saya bukan owner tetapi farmer, petani kopi. Yang kebetulan ada kafe di dalamnya. Rahasia di kafe saya itu ada tiga yaitu tidak ada rahasia itu rahasianya,” demikian buka Sadikin mengawali Dialog 7.
Sadikin membuka Seladang Cafe setelah perenungan panjang tentang konsep kafe ngopi di kebun kopi selama 13 tahun. Sejak tahun 2013, Sadikin berhasil merealisasikan mimpinya dengan mengubah kebun kopi menjadi Taman Kopi, untuk mengembangkan kopi konservasi dan wisata kopi di Kabupaten Bener Meriah, Gayo, Aceh.
Tak hanya memperkenakan cita rasa dan varietas kopi gayo. Namun konsep ini menunjukkan proses dari hulu ke hilir, sejak kopi ditanam hingga terhidang di atas meja serta membangun brand dengan mengungkap histori di balik kopi kepada para pecinta kopi.
“Jadilah seperti kopi, tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri,” demikian filosofi kopi ala Sadikin.
Ia mengumpamakan kopi tubruk yang mencerminkan kesetaraan dan kejujuran. Filosofi ini juga mendasari isu bias gender dalam pengelolaan Kopi Gayo, mengingat 80 persen pemetik kopi gayo adalah perempuan.
Sadikin membayangkan kerja sama dengan IPB, yang dimulai dengan kebun percontohan kopi di Bener Meriah, sekaligus menjadi konsultan bagi pemerintah daerah untuk pengembangan perkebunan kopi di masa depan. Ia juga berharap adanya peningkatan taraf hidup buruh petani kopi yang saat ini rata-rata di bawah garis kemiskinan.
Alumni IPB berprofesi dokter hewan
Pembicara kedua adalah seorang dokter hewan bernama Kustini, seorang alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Kustini merupakan seorang perempuan asli Bandung, yang mengabdikan ilmunya di sebuah Rumah Sakit Hewan di Cikole-Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Setelah lulus kuliah Kustini memulai karirnya dengan magang di Praktek Dokter Hewan Bersama Lombok Vet, Bandung (2002-2006). Kemudian menjadi PNS sebagai Pelaksana di Balai Pengujian Sarana Produksi Peternakan, Dinas Peternakan Jabar (2007-2008) lalu menjadi Kepala Seksi Penyiapan Sampel Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Dinas Peternakan Jabar (2011-2017).
Sejak tahun 2017, Kustini kemudian ditempatkan di UPTD Rumah Sakit Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan/ UPTD RSH DKPP Provinsi Jawa Barat. Saat ini, ia bertugas sebagai Kepala Seksi Penunjang Medik Veteriner.
“Saya tidak punya target dalam karir, mengalir saja dengan tetap memberikan yang terbaik. Bekerja dengan hati, dengan tulus. Biarkan Allah yang memberikan ganjarannya dan orang di sekitar saya yang menilai, baik itu atasan, maupun rekan-rekan seprofesi. Kita juga harus selalu bersemangat, karena semangat ini akan berpengaruh juga kepada anggota tim kita,” ujar Kustini.
Kustini berharap akan adanya penghargaan masyarakat terhadap profesi dokter hewan dapat setara dengan dokter manusia. Dokter hewan juga dibutuhkan di peternakan, misalnya untuk mengawasi pangan hewan, sehingga kesehatan hewan ada hubungannya dengan kesehatan manusia dan lingkungan.
Alumni IPB berprofesi guru
Pembicara ketiga, berasal pedalaman Kalimantan Tengah, seorang wanita berprofesi guru bernama Arum Rahayu yang merupakan alumni Manajemen Hutan Fahutan, IPB. Arum meninggalkan zona nyaman, untuk mengabdi di sebuah SMP semenjak sekolah itu dirintis.
Ia menjadi guru di SMPN Satu Atap-1 Danau Sembuluh Desa Paren Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Awal perkenalan dengan daerah Kalimantan Tengah adalah saat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) saat berkuliah.
Setelah lulus dari IPB dan diwisuda pada tahun 2002, Arum kembali lagi ke Kalimantan, dan mendapat tawaran untuk mengajar di sekolah milik sebuah perusahaan hingga tahun 2008. Tahun 2008 Arum mengambil AKTA IV di Sekolah Tinggi di Sampit. Tahun 2009, Arum lulus tes CPNS dan ditempatkan di sebuah sekolah yang baru dirintis di Desa Paren. Di sekolah tersebut, Arum masih mengajar hingga saat ini.
Salah satu kebahagiaan bagi Arum menjalani profesinya adalah ketika menyaksikan murid-muridnya menjadi orang yang berhasil. Bahkan ada di antara mereka yang sekarang mejadi rekan sejawat Arum.
Pada akhir acara Diskusi 7 ini, diluncurkan Program Penggalangan Dana untuk membantu pembelian alat peraga IPA bagi SMPN Satu Atap-1 Paren, Seruyan, Kalimantan Tengah, sekolah tempat Arum mengabdi.
Diskusi Seri 7 ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak 33 yang akan diselenggarakan pada 11 Desember 2021. Selain kegiatan Dialog Seri 33 setiap bulan, terdapat kegiatan komunitas hobi, seperti Komunitas Fotografi, Parenting, Olahraga, Berkebun, Kuliner, Travelling, serta Komunitas Buku, yang semuanya dapat disaksikan melalui kanal Youtube 33 Tan96uh IPB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id