Kampus IPB. Foto: IPB/Humas
Kampus IPB. Foto: IPB/Humas

Beda Jalan dan Beda Profesi, 3 Alumni IPB Ini Berbagi Kisah Sukses

Adri Prima • 09 Oktober 2021 17:55
Jakarta: Alumni angkatan ke-33 Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Diskusi seri 7, yang berlangsung secara daring pada Minggu, 3 Oktober 2021.
 
Diskusi yang mengangkat tema 'Bakti dari Penjuru Negeri' ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak IPB '33' tanggal 11 Desember 2021 mendatang. 
 
Diskusi 7 kali ini menghadirkan tiga orang alumni IPB Angkatan 33 yang berdedikasi tinggi pada bidangnya masing-masing. 

Alumni IPB berprofesi pengusaha kafe dan petani kopi


Pembicara pertama bernama Sadikin, pria asal Aceh seorang agropreneur berbasis konservasi yang mengusung konsep kafe di tengah kebun kopi. Sadikin merupakan alumni Agronomi Budidaya Pertanian, Faperta IPB. 

“Teman-teman memanggil saya Gembel, singkatan dari Gemar Belajar Etika dan Lingkungan. Saya bukan owner tetapi farmer, petani kopi. Yang kebetulan ada kafe di dalamnya. Rahasia di kafe saya itu ada tiga yaitu tidak ada rahasia itu rahasianya,” demikian buka Sadikin mengawali Dialog 7.
 
Sadikin membuka Seladang Cafe setelah perenungan panjang tentang konsep kafe ngopi di kebun kopi selama 13 tahun. Sejak tahun 2013, Sadikin berhasil merealisasikan mimpinya dengan mengubah kebun kopi menjadi Taman Kopi, untuk mengembangkan kopi konservasi dan wisata kopi di Kabupaten Bener Meriah, Gayo, Aceh. 
 
Tak hanya memperkenakan cita rasa dan varietas kopi gayo. Namun konsep ini menunjukkan proses dari hulu ke hilir, sejak kopi ditanam hingga terhidang di atas meja serta membangun brand dengan mengungkap histori di balik kopi kepada para pecinta kopi. 
 
“Jadilah seperti kopi, tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri,” demikian filosofi kopi ala Sadikin. 
 
Ia mengumpamakan kopi tubruk yang mencerminkan kesetaraan dan kejujuran. Filosofi ini juga mendasari isu bias gender dalam pengelolaan Kopi Gayo, mengingat 80 persen pemetik kopi gayo adalah perempuan.   
 
Sadikin membayangkan kerja sama dengan IPB, yang dimulai dengan kebun percontohan kopi di Bener Meriah, sekaligus menjadi konsultan bagi pemerintah daerah untuk pengembangan perkebunan kopi di masa depan. Ia juga berharap adanya peningkatan taraf hidup buruh petani kopi yang saat ini rata-rata di bawah garis kemiskinan. 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan