Mahasiswa penerima hibah tergabung dalam Center for Indonesian Medical Student’s Activities (CIMSA). Terdapat lebih dari 2250 proposal secara nasional yang mengikuti seleksi program PHP2D ini.
Melalui proses seleksi administrasi, substansi, dan presentasi, tim CIMSA UKDW berhasil lolos bersama dengan 562 proposal lainnya. Total dana hibah yang didapat sebesar Rp31 juta untuk melanjutkan program berjudul 'Pembinaan dan Pemberdayaan Kesehatan melalui Pencegahan, Pemeliharaan, dan Manajemen Kontrol Rutin Pasien Diabetes dan Hipertensi pada Lansia di Posyandu Gedongan Desa Srigading dan Posyandu Kurahan II Desa Murtigading'.
Ketua tim, Sinta Uli menyebutkan, tim ingin memberi edukasi tambahan dan keterampilan kepada masyarakat di Sanden. Masyarakat di daerah pesisir tersebut memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai petani.
Baca: Enam Mahasiswa Informatika UKDW Tuntaskan Program Bangkit
Selain itu, kata dia, Posyandu Gedongan dan Kurahan II juga masih belum memiliki program monitoring perkembangan penyakit yang baik, serta belum dapat memanfaatkan pengolahan tanaman obat keluarga sebagai alternatif obat herbal secara maksimal. Khususnya, untuk pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi dan diabetes.
"Mempertimbangkan hal tersebut, kami berharap melalui PHP2D ini dapat meningkatkan tindakan pencegahan dan pemeliharaan penyakit diabetes serta hipertensi di Posyandu Gedongan Desa Srigading dan Posyandu Kurahan II Desa Murtigading," tutur Sinta melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis, 15 Juli 2021.
Program akan dilaksanakan mulai Juli hingga November 2021. Beberapa program unggulannya yaitu, edukasi mengenai penyakit diabetes dan hipertensi, belajar membuat ramuan dari bahan TOGA untuk pengendalian hipertensi dan diabetes, serta pembuatan kartu kontrol untuk anggota posyandu.
Program bertujuan agar posyandu rutin memeriksakan diri dan riwayat pemeriksaan para anggota posyandu terdokumentasi dengan baik. Direncanakan pula pembuatan panduan pemanfaatan tanaman obat keluarga (kumis kucing dan jahe) dalam pengendalian penyakit diabetes dan hipertensi.
Baca: UKDW Gelar Seminar Nasional tentang Memilih Investasi dengan Bijak
Lewat pemberdayaan posyandu setempat, kata dia, program ini diharapkan dapat mengembangkan keragaman hayati. Selain itu, meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengolah tanaman obat keluarga sebagai obat herbal yang bermanfaat mengendalikan diabetes dan hipertensi.
"Kami juga akan melakukan pemantauan kesehatan lansia dan membuat program edukasi sehingga nantinya kedua posyandu tersebut menjadi posyandu yang mandiri dan menjadi percontohan bagi desa-desa lain," terangnya.
Meski situasi masih dalam cekaman covid-19, ia mengaku tetap optimistis program ini dapat dilaksanakan dengan baik. Tentunya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan berkoordinasi dengan puskesmas setempat.
Dosen pendamping Suryani Hutomo menyampaikan, pemilihan untuk memanfaatkan TOGA adalah karena Kelompok Asuhan Mandiri TOGA dan akupresur yang dibina oleh FK UKDW bersama Puskesmas Sanden telah berjalan dengan baik. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan TOGA.
Disamping itu, pemilihan membina posyandu lansia adalah membantu tercapainya poin 7, 8 dan 9 dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018, yaitu setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas, penderita hipertensi dan diabetes mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News