Jakarta: Maruarar Sirait memutuskan keluar dari
PDI Perjuangan. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pria yang akrab disapa Ara adalah pihak yang diuntungkan dari keputusan tersebut.
"Apakah menguntungkan dirinya (Maruar) atau tidak, bisa jadi dalam kondisi tertentu lepas dari PDIP itu lebih untung mungkin," kata Ujang kepada
Medcom.id, Rabu, 17 Januari 2024.
Maruar dinilai bisa bergerak bebas setelah keluar dari
PDI Perjuangan. Terutama menyalurkan sikap politiknya yang dinilai tak sejalan dengan banteng.
"Jadi secara personal untung bagi dirinya dari tekanan yang ada di PDIP karena dia geng Jokowi (
Presiden Joko Widodo)," ungkap dia.
Sementara itu, pendiri Indonesia Political Review menilai keputusan Maruar keluar berdampak negatif bagi PDI Perjuangan. Kejadian tersebut bakal dinilai negatif oleh masyarakat.
"Dampaknya, semakin lemah, dan dinilai publik mengalami perpecahan," sebut dia.
Ujang menyampaikan penilaian negatif tersebut akan sangat merugikan PDI Perjuangan. Apalagi, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu tengah berupaya mengejat kemenangan ketiga (
hattrick) di
Pemilu 2024.
"Dan itu merugikan PDIP, karena PDIP ingin menang di Pileg, disaat yang sama juga ingin menang Pilpres," ujar dia.
Maruarar Sirait memutuskan keluar dari PDI Perjuangan setelah puluhan tahun menjadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu. Ia berterima kasih kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dan elite partai lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))