Jakarta: Presiden terpilih
Pemilu 2024 Prabowo Subianto dinilai tak bisa hanya mengandalkan
Partai Gerindra dalam menjalankan pemerintahan usai dilantik pada Oktober 2024. Sebab, Gerindra hanya memperoleh 13,22 persen suara suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
"Menjadi fakta miris partainya pemerintah tetapi tidak akan dapat menjadi penjamin keamanan dari pemerintahan,” kata pengamat politik Citra Institute, Efriza, kepada
Media Indonesia, Kamis, 28 Maret 2024.
Dia menyampaikan kekuatan di parlemen sangat dibutuhkan. Sebab, sangat menentukan ketenangan dalam menjalankan pemerintahan.
Dia menyebut keadaan Gerindra saat ini mirip dengan
Partai Demokrat dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilu 2004. Demokrat hanya mendapatkan 7,45 persen suara saat itu.
Akibatnya, pemerintahan SBY banyak mendapat perlawanan politik di parlemen. Seperti, interpelasi dan hak angket.
Kondisi hasil Pemilu 2024 membuat Prabowo membutuhkan dukungan dari partai di luar koalisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, suara besar dari masyarakat tidak berkorelasi terhadap ketenangan dalam pemerintahan Prabowo ke depannya.
"Seperti PKB, Partai NasDem, bila perlu adalah mengajak PDIP meski sulit. Tetapi lagi-lagi politik pasca pemilu berbicara mengenal political support," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))