Yogyakarta: Sebanyak 20 kreator konten muda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) direkrut Komunitas Independen Sadar Pemilu (KISP). Mereka direkrut untuk terlibat menangkal narasi politisasi suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA) di media sosial pada masa Pemilu 2024.
Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi mengatakan para anak muda dikumpulkan berasal dari lima kabupaten/kota di DIY. Mereka diajak untuk menjadi pengaruh atau
influencer dalam isu SARA yang kemungkinan digunakan dalam kampanye Pemilu 2024.
"Mereka para kreator konten ini rata-rata berlatar belakang mahasiswa dan telah dibekali materi kontra narasi politisasi SARA," kata Edward, Jumat, 13 Oktober 2023.
Ia menjelaskan kontra narasi yang akan dibuat yakni berupa video pendek yang ditujukan disebar melalui media sosial (medsos). Konten-konten tersebut akan diviralkan untuk menangkal politisasi isu SARA yang kemungkinan dipakai saat kampanye Pemilu 2024.
"Politisasi SARA hingga hoaks ini berpotensi mendelegitimasi penyelenggaraan Pemilu 2024," kata dia.
Edward kehadiran para kreator konten ini penting meski dipastikan bakal mendapat tantangan berat. Salah satunya potensi derasnya arus informasi negatif yang kemungkinan beredar di media sosial. Konten negatif tersebutlah yang bisa menimbulkan polarisasi di masyarakat.
"Saya yakin mereka kreator konten ini bisa membuat angle-angle menarik, apalagi di Tiktok, dan follower mereka juga lumayan. Mereka juga mampu memilah dan memilih informasi," kata dia.
Ia memperkirakan narasi politisasi SARA pada Pemilu 2024 ini potensial menyebar di berbagai platform media sosial, seperti TikTok, twitter, maupun instagram. Narasi politisasi SARA, lanjutnya, diperkirakan meningkat
mendekati pemilu.
"Di Tiktok lebih masif dan persebarannya lebih cepat. Dulu enggak ada Tiktok, sekarang saya amati tidak hanya hoaks tapi penggiringan emosi publik lebih masif," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))