Kiai Kholil As'ad Beri Pesan Khusus untuk Cak Imin, Apa itu?
Calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Foto: Metro TV
Situbondo: Kiai Kholil As'ad Syamsul Arifin baru-baru ini menjadi perbincangan hangat dalam dunia politik nasional setelah deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024.
Muhaimin Iskandar, yang lebih dikenal sebagai Cak Imin, mengungkapkan bahwa dia menerima pesan khusus dari Kiai Kholil As'ad untuk mendampingi Anies dalam kompetisi Pilpres 2024. Pesan ini sebenarnya telah disampaikan dua tahun yang lalu, jauh sebelum Cak Imin bergabung dengan barisan Anies.
Namun, Cak Imin tidak memberikan jawaban langsung terhadap "tugas suci" ini, tidak mengiyakan maupun menolaknya.
Kiai Kholil As'ad adalah seorang ulama karismatik asal Situbondo, Jawa Timur, dan juga pendiri serta pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo, Situbondo.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku "Kiai dan Bejingan: Local Strongman Pasca Orde Baru," Kiai Kholil termasuk ulama lokal yang sering mendukung gerakan politik praktis.
Dukungannya tidak terbatas pada aspek nonmateri, melainkan juga dalam bentuk dukungan finansial. Dalam catatan sejarah, saat Amin Said mencalonkan diri sebagai Bupati Bondowoso untuk periode kedua (2013-2018), Kiai Kholil memberikan kontribusi dana sejumlah ratusan juta rupiah.
Kiai Kholil As'ad membuktikan bahwa peran ulama sebagai pengajar agama dalam politik praktis tidak hanya berfokus pada aspek kekuasaan dan keuangan, tetapi lebih sebagai upaya dakwah melalui jalur politik.
Peran ulama yang cerdik dalam memanfaatkan peluang saat didekati oleh pejabat yang ingin mencalonkan diri adalah bentuk intervensi yang kemudian berdampak pada kebijakan di tingkat daerah.
Selain itu, basis massa yang dimiliki oleh ulama seperti Kiai Kholil memungkinkan masyarakat untuk patuh terhadap aturan dan kebijakan yang berlaku di wilayahnya.
Kecerdikan ulama dalam memanfaatkan basis massa adalah hasil dari perpaduan antara keunggulan pribadi dan kekuatan jaringan saat menjalankan misi dakwah. Inilah salah satu alasan utama mengapa para pejabat mendekati ulama, khususnya menjelang periode pemilihan.
(Abdurrahman)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((WAN))
Muhaimin Iskandar, yang lebih dikenal sebagai Cak Imin, mengungkapkan bahwa dia menerima pesan khusus dari Kiai Kholil As'ad untuk mendampingi Anies dalam kompetisi Pilpres 2024. Pesan ini sebenarnya telah disampaikan dua tahun yang lalu, jauh sebelum Cak Imin bergabung dengan barisan Anies.
Namun, Cak Imin tidak memberikan jawaban langsung terhadap "tugas suci" ini, tidak mengiyakan maupun menolaknya.
Kiai Kholil As'ad adalah seorang ulama karismatik asal Situbondo, Jawa Timur, dan juga pendiri serta pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo, Situbondo.
|
Baca: Sekarismatik Apa Kiai Kholil As’ad? Pemberi Mandat Cak Imin Berjuang Bareng Anies Baswedan |
Sebagaimana dijelaskan dalam buku "Kiai dan Bejingan: Local Strongman Pasca Orde Baru," Kiai Kholil termasuk ulama lokal yang sering mendukung gerakan politik praktis.
Dukungannya tidak terbatas pada aspek nonmateri, melainkan juga dalam bentuk dukungan finansial. Dalam catatan sejarah, saat Amin Said mencalonkan diri sebagai Bupati Bondowoso untuk periode kedua (2013-2018), Kiai Kholil memberikan kontribusi dana sejumlah ratusan juta rupiah.
Kiai Kholil As'ad membuktikan bahwa peran ulama sebagai pengajar agama dalam politik praktis tidak hanya berfokus pada aspek kekuasaan dan keuangan, tetapi lebih sebagai upaya dakwah melalui jalur politik.
Peran ulama yang cerdik dalam memanfaatkan peluang saat didekati oleh pejabat yang ingin mencalonkan diri adalah bentuk intervensi yang kemudian berdampak pada kebijakan di tingkat daerah.
Selain itu, basis massa yang dimiliki oleh ulama seperti Kiai Kholil memungkinkan masyarakat untuk patuh terhadap aturan dan kebijakan yang berlaku di wilayahnya.
Kecerdikan ulama dalam memanfaatkan basis massa adalah hasil dari perpaduan antara keunggulan pribadi dan kekuatan jaringan saat menjalankan misi dakwah. Inilah salah satu alasan utama mengapa para pejabat mendekati ulama, khususnya menjelang periode pemilihan.
(Abdurrahman)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((WAN))
BERITA TERKAIT
