Yogyakarta: Bakal calon wakil presiden (Bacawapres),
Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghadiri acara Temu Juang Aktivis di
Yogyakarta. Pertemuan itu berlangsung hangat di Kafe University Club UGM Bulaksumur Yogyakarta, Rabu, 11 Oktober 2023.
Dalam acara itu, Cak Imin membacakan puisi berjudul 'Sumpah Perubahan'. Puisi itu mengadopsi isi Sumpah Pemuda. Tiga poin 'Sumpah Perubahan' yakni bertanah air satu tanah air tanpa penindasan; berbangsa satu bangsa yang gandrung keadilan; dan berbahasa satu bahasa kebenaran. Puisi ini dibacakan Cak Imin dua kali.
Cak Imin kemudian memberikan refleksi dari apa yang telah ia baca itu. Baginya, hal itu menjadi suatu hal besar yang perlu dilakukan.
"Spirit reformasi dan demokrasi sudah hampir hilang, sudah gak tau mana substansi yangg jadi spirit demokrasi," kata Cak Imin di Yogyakarta.
Ia mengatakan saat ini kebenaran telah diukur dari substandi media sosial. Sementara, apa yang ada di media sosial belum tentu suatu hal benar.
"Belum tentu orang yang gimick baik, belum tentu penindas. Begitu sebaliknya," jelasnya.
Cak Imin lantas mengingat bagaimana perjuangan ketika menjadi mahasiswa. Perjuangan itu dalam hal melawan pelarangan kegiatan berkumpul, berdiskusi, hingga berdemonstrasi.
"Dulu berkumpul nggak boleh, diusir, dilarang. Diskusi buku juga nggak boleh," ungkapnya.
Ia lantas mengingat saat UGM melakukan pergantian kepempinan, dari Teuku Jacob ke Koesnadi Hardjasoemantri pada 1986. Saat itu, kata dia, civitas akademik UGM dibolehkan berdiskusi hingga berdemonstrasi.
Cak Imin menyatakan persoalan bangsa yang dihadapi saat ini yakni stagnasi, kemerdekaan, kejumudan, hingga perubahan. Menurut dia, poin penting yang akan diusung yakni pentingnya melakukan perubahan dan terus melakukan evaluasi.
"Hampir 30 tahun reformasi, kita perlu evalusi. Sebelum bangsa ini digulung perubahan, mari kita lakukan perubahan," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DEN))