Jakarta: Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tak ambil pusing dengan pihak yang menolak percaya hasil hitung cepat Pilpres 2019. Direktur SMRC Jayadi Hanan meminta pihak yang tak percaya menuggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum.
"Data
quick count itu selama ini selalu akurat dari lembaga-lembaga yang kredibel jadi kalau ada orang yang gak percaya, mau diapain, tunggu saja hasil KPU," kata Jayadi kepada
Medcom.id, Jakarta, Kamis, 18 April 2019.
Jayadi juga meminta sejumlah pihak tak menghasut masyarakat untuk tak ikut memercayai hasil hitung cepat. Karena, hitung cepat tak dilakukan secara asal-asalan. Jumlah responden ditentukan menggunakan metode yang teruji.
"Itu harus dihargai menjadi partisipasi masyarakat dan tidak mempengaruhi KPU, cuman menjadi data pembanding saja untuk masyarakat," tuturnya.
Jayadi enggan menanggapi tudingan hasil hitung cepat merupakan titipan salah satu pasangan calon. Ia menilai pernyataan itu hanya alasan pihak yang kalah.
"Kalau kita menemukan Prabowo menang pasti (mereka) akan senang kan," ujarnya.
Hasil hitung SMRC diyakini tak jauh berbeda dengan hasil resmi yang diumumkan KPU. Berkaca dari Pilpres 2014, SMRC mencatat pasangan Jokowi-Jusuf Kalla menang dengan perolehan 52,8 persen, unggul dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh 47,2 persen.
Sedangkan Komisi Pemilihan Umum mengumumkan Jokowi-Jusuf Kalla meraih 53,15 persen dan Prabowo-Hatta meraih 46,85 persen.
"Bedanya tidak sampai satu persen, (tahun ini) juga begitu kalau tidak ada masalah," tegas Jayadi.
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengklaim menang dalam Pilpres 2019. Kemenangan itu tercatat dalam hitung cepat yang dilakukan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga. Pasangan nomor urut 02 itu disebut mendapatkan suara sebesar 62 persen.
Klaim itu berbeda dengan hasil hitung cepat yang dilakukan mayoritas lembaga survei arus utama yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf dengan rata-rata perolehan suara sebesar 55 persen. Prabowo pun meminta massa pendukungnya tak memercayai hasil hitung cepat lembaga survei yang ditayangkan di televisi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))