Jakarta: Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengapresiasi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang meminta pendukungnya mengakhiri unjuk rasa. Wiranto menilai jika kejadian serupa kembali terulang, Prabowo bertanggung jawab menghentikannya.
"Kita lihat nanti, kalau seandainya masih ada niatan dari para pendukungnya untuk melakukan aksi yang anarkistis seperti yang terjadi kemarin itu, yang paling bertanggung jawab menghentikan itu hanya sang pemimpin, Pak Prabowo sendiri," kata Wiranto melalui rekaman video yang diterima
Medcom.id, Jumat, 24 Mei 2019.
Baca: Wiranto Puji Pernyataan Prabowo
Pernyataan itu disampaikan Wiranto dalam sebuah video berdurasi 1:53 detik. Dalam video itu, Wiranto berbincang dengan beberapa stafnya sebelum sahur bersama di kediamannya. Wiranto menghormati sikap yang diambil Prabowo. Menurutnya, tindakan itu tepat secara hukum.
Ia pun berharap para pendukung pasangan capres nomor urut 02 itu patuh. Mantan Panglima TNI itu sangat salut jika para pendukung Prabowo mematuhi perintah tersebut.
"Kalau itu dilaksanakan saya hormat betul kepada beliau," kata Wiranto sambil memasang pose hormat.
Mantan Panglima TNI ini menilai hal ini akan membangun suasana damai dan tenang di masyarakat. Apalagi, mayoritas masyarakat muslim sedang menunaikan ibadah puasa.
"Agar pemeluk agama Islam yang sekarang melaksanakan ibadah puasa dapat melaksanakannya dengan baik, mari kita doakan kepada Allah SWT agar yang terjadi adalah yang terbaik untuk bangsa Indonesia," pungkas Wiranto.
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta massa aksi mengakhiri unjuk rasa. Mereka diminta kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat. Pernyataan itu disampaikan Prabowo melalui rekaman video yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @prabowo, Rabu, 22 Mei 2019.
Baca: Prabowo Minta Massa Aksi Akhiri Unjuk Rasa
Mantan Danjen Kopassus tersebut menyampaikan pesan agar masyarakat, khususnya di Jakarta, bersikap arif dan bijaksana. Dia meminta masyarakat menghindari kekerasan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))