Jakarta: Tim Pemenangan Nasional
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) tidak setuju dengan pembangunan tanggul laut raksasa atau
Giant Sea Wall. AMIN disebut memprioritaskan pembangunan 40 kota
existing (kota yang sudah ada) seperti Jakarta ketimbang tanggul laut.
"Saat ini Pak Anies saya kira akan konsisten memprioritaskan aspek pemerataan dibandingkan hanya bicara pesisir pantai utara," kata Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Ahmad Nur Hidayat di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Januari 2024.
Untuk diketahui, tanggul itu dibangun dengan tujuan agar kawasan tersebut tidak tenggelam di tengah naiknya permukaan air laut. Proyek tersebut sempat ditolak Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2018.
Ahmad sependapat dengan keputusan Anies tersebut. Menurutnya, proyek tanggul raksasa itu justru akan menimbulkan kerusakan pada ekosistem laut dan pelestarian lingkungan.
"Saya kira ini ada banyak hal yang akan merusak ya dari proyek ini terutama adalah lingkungan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, program tersebut juga akan menghilangkan potensi mata pencaharian nelayan tradisional di pesisir pantai. Nelayan yang tradisional diyakini akan tidak leluasa melaut kapanpun.
"Dia harus punya kayak tempat-tempat khusus yang belum tentu dekat sama wilayah mereka," ungkap Ahmad.
Ahmad menegaskan Jakarta tak perlu membangun program tersebut untuk menangani permasalahan banjir. Dia menilai permasalahan banjir bisa dikerjakan tanpa melalui
Giant Sea Wall tersebut.
"Masalah upaya banjir kan bisa diselesaikan tanpa tanggul itu, yang kedua Pak Anies melihat ini buang-buang investasi. Kita bicaranya enggak boleh satu sesi musim saja. Ketika musim kemarau itu semua turun, enggak boleh kita hanya membangun satu infrastruktur yang penggunaannya hanya untuk musim hujan untuk menangani banjir saja," tutur dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((END))