Jakarta: Para calon wakil presiden (cawapres) melakoni debat terakhir dalam ajang Debat Keempat Pilpres 2024 pada Minggu, 21 Januari 2024. Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dinilai menjadi pihak yang paling menguasai panggung debat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ekonom Senior INDEF Fadhil Hasan pada acara diskusi livestreaming Medcom.id usai Debat Keempat Pilpres 2024. Menurutnya, performa Cak Imin impresif karena memiliki penjelasan substantif dan ketenangan saat berdebat.
"Saya harus bilang Cak Imin two thumbs up. Dari sisi penampilan, pengendalian emosi, retorika, substansi, excellent buat saya. Dia beberapa kali dipancing sama Gibran. Tapi dengan cool, dia membalikkan komentar Gibran," ujar Fadhil.
"Closing statement juga luar biasa. Saya berikan nilai 9,5. Saya justru pelit nilai. Untuk malam ini, Cak Imin harus saya akui penampilannya," sambungnya.
Lebih lanjut, Fadhil mengaku kecewa dengan penampilan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. Ia menilai penampilan Mahfud kurang maksimal pada debat keempat ini.
"Saya justru agak kecewa dengan penampilan Pak Mahfud. Dia seperti awkward, tapi bisa dimaklumi juga. Menurut saya, penilaiannya 7," kata Fadhil.
Adapun performa cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dianggap buruk pada debat keempat ini. Mulai dari penjelasan serta etika dinilai tidak memuaskan.
"Kalau penampilan Gibran, saya beri lima. Coba saja lihat penampilan debatnya, tidak ada substansi, sangat artifisial, personal, dan enggak sopan," tutur Fadhil.
Fadhil juga menyoroti penjelasan Gibran saat closing statement yang menekankan soal hilirisasi. Padahal, hilirisasi menjadi sektor paling problematik di Tanah Air saat ini.
"Baru saja ada kecelakaan. Soal legal dan sebagai macamnya. Saya kira ini bukan sesuatu yang layak dijual," katanya.
Apresiasi tinggi terhadap performa Cak Imin juga diberikan oleh Direktur Eksekutif ARSC Dimas Oky. Ia terkesan dengan materi yang diusung Cak Imin soal tobat ekologi saat closing statement.
"Etika lingkungan dan etika pembangunan. Ditambah etika kekuasaan. Artinya, Cak Imin luar biasa mampu mengkoneksikan berbagai isu dalam satu topik yang strategis seperti malam ini," kata Dimas.
"Bahwa dia tidak melepaskan dan dia sampaikan ke Gibran dalam nasehatnya bahwa ini kita bicara kepemimpinan, kita bicara kebijakan, bicara visi sebagai pemimpin bangsa. Menurut saya ini penting," imbuhnya.
Dimas menilai penampilan Cak Imin menunjukkan kualitas kapasitasnya. Pengalaman berpolitik membuat Cak Imin menguasai panggung debat.
Sementara itu, Dimas melontarkan kritik terhadap Gibran. Terutama soal etika dalam debat tersebut.
"Dalam hal ini menurut saya agak mengecewakan performanya Gibran. Karena ini persoalan etik. Lagi-lagi ini menjadi problem bagi Gibran," tutur Dimas.
Bahkan, penekanan Gibran soal hilirisasi dalam debat mendapat kritik dari Dimas. Ia menilai isu tersebut seharusnya sudah tak lagi dibahas dan tidak relevan lagi.
"Bahkan, dalam isu yang terkait dengan isu lingkungan hidup, ekonomi berkelanjutan, Gibran juga lagi-lagi secara konsisten menengahkan isu hilirisasi. Tidak ada empati dengan isu yang sedang dibahas hari ini. Tidak ada relevansinya," jelasnya.
"Kita bicara tentang sustainability dan kita tahu bahwa hilirisasi ini punya banyak problem di lapangan. Itu ada kaitannya dengan komitmen, governance, tata kelola di bawah, dan sebagainya. Itu merugikan," sambungnya.
Dimas juga menjelaskan, performa Gibran secara substansi lemah. Bahkan, normatif dan retorik.
"Gibran sangat lemah, sangat normatif dan retorik. Kedua, dalam penyampaian komunikasi artikulasi tidak sangat baik. Kemudian, dari segi pengendalian emosi itu mengingatkan saya seperti Pak Prabowo yang selalu mengatakan profesor di debat ketiga kemarin," jelasnya.
"Ketika secara sinikal, justru menyebut paslon nomor satu Anies Baswedan sebagai profesor dan seterusnya. Mereka sinis. Sinis bukan persoalan kebijakan. Kalau sinis soal kebijakan itu
fine. Tapi, ini bicara soal personal," tutur Dimas.
Timnas AMIN Puas
Pakar Hukum Lingkungan Tim AMIN Irvan Pulungan mengungkapkan rasa syukurnya usai melihat penampilan Cak Imin di debat keempat ini. Banyak hal substansial yang dijelaskan dengan baik oleh Muhaimin.
"Secara substansial menawarkan banyak hal untuk menghadapi krisis iklim. Itu salah satu isu generasional, anak-anak yang lahir tahun 90 ke bawah, yaitu menawarkan sesuatu yang konkret dan substansial," kata Irvan.
Bahkan, Irvan tak ragu menilai Cak Imin lebih unggul ketimbang dua cawapres lainnya. Sebab, materi yang dibahas perbedaannya cukup tajam.
"Di mana secara substansial Cak Imin lagi-lagi bicara konteks kita adalah menghadapi krisis iklim. Di dalamnya ada program tata kelola reforma agraria, tata kelola lingkungan, ada hak masyarakat yang tata kelolanya harus diperbaiki, ada tata kelola program-program PSN yang harus kita perbaiki seperti food estate dan giant sea wall. Jadi menawarkan sesuatu untuk menghadapi masalah bangsa yang kita hadapi sekarang," ujar Irvan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ROS))