Jakarta: Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menegaskan kampanye hitam berbahaya bagi kelangsungan Pemilu. Kampanye hitam yang masif bisa mengakibatkan angka masyarakat yang tidak memilih atau golongan putih (golput) meningkat.
"Masyarakat melek yang mengandung kampanye hitam. Maka meningkatkan awareness, dan akhirnya masyarakat akan ada yang golput," kata Anggota Bawaslu Fritz Edwad dalam diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu, 26 Januari 2019.
Mencegah kampanye hitam, kata Fritz, bukan hanya tugas Bawaslu. Seluruh pemangku kepentingan, juga masyarakat berperan besar dalam menekan kampanye hitam. "Harus peran dari penegak hukumnya, peran Bawaslu semakin ditingkatkan. Maka sikap pencegahan bisa lebih efektif dilakukan," ujarnya.
Fritz juga menanggapi soal beredarnya tabloid Indonesia Barokah. Fritz mengatakan, Bawaslu telah memutuskan kalau konten dalam tabloid itu tidak mengandung unsur kampapnye. "Ya mungkin bisa memenuhi unsur pidana lainnya."
Bawaslu juga belum mengetahui siapa yang menerbitkan tabloid itu. Dengan begitu, sulit bagi Bawaslu menggali lebih jauh. "Tidak tahu siapa yang menjadi pesertanya. Siapa yang jadi terlapornya. Sudah dilakukan verifikasi ke tempatnya juga salah kan, tidak ada orangnya," jelas dia.
Yang jelas, kata Fritz, tabloid itu kini sudah tersebar hingga ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengiriman tabloid menggunakan jasa PT Pos Indonesia. Bawaslu tengah mengusut siapa pengirim tabloid tersebut.
"Meskipun saya tidak bisa ungkap berapa jumlahnya, tapi itu beredar masif di Yogyakarta sekarang ini," ujar dia.
Tabloid Indonesia Barokah jadi sorotan lantaran konten yang ada diduga memojokkan dan berisi kampanye hitam terhadap salah satu calon presiden. Tabloid ini pertama kali ditemui beredar di sejumlah masjid dan pondok pesantren di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))