Jakarta: Lonjakan perolehannya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada sistem penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai hal menggelikan. Karena perolehan suara tersebut tidak sesuai dengan hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei.

"Situasi ini penggelembungan itu memungkinkan, mengingat dari semua materi quick count yang dilaksanakan oleh banyak lembaga survei, dan terbukti selalu akurat bahkan sejak Pemilu 2004. Kini tidak akurat dan hanya pada PSI, tentu ini menggelikan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra saat dihubungi Medcom.id, Minggu, 3 Maret 2024.

Menurut Dedi, hal wajar perolehan suara PSI yang menanjak dicurigai publik. Karena sistem penghitungan KPU yang kerap bermasalah dan menuai kritik tajam.

"Sistem penghitungan KPU alami masalah sejak awal, publik seharusnya tidak miliki kewajiban untuk percaya," ujar Dedi.
 

Baca juga: Jika Terbukti Curang, Penggelembungan Suara PSI Melengkapi Kekacauan Pemilu

Sebelumnya, publik dihebohkan dengan perolehan suara PSI yang naik signifikan berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Partai yang dipimpin putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, itu memperoleh 2.403.258 suara atau sudah tembus 3,13 persen berdasarkan data per Minggu, 3 Maret 2024, pukul 14.07 WIB.

Data yang masuk baru sebesar 65.81 persen dan dihimpun dari 541.734 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.236 TPS.

Di sisi lain, pada data dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, suara PSI tidak mencapai tiga persen. Hal itu menuai pertanyaan dari berbagai pihak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((AGA))