Jakarta: Indonesia Indicator (i2) merilis hasil riset perbincangan di media sosial selama debat berlangsung dalam rentang waktu 18.00--23.00 WIB di hari debat berlangsung.
Debat calon wakil presiden (cawapres) berlangsung Jumat malam, 22 Desember 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, menyatakan Interaksi perbincangan netizen di debat kedua tidak seramai debat capres-cawapres edisi perdana. Jika debat sebelumnya percakapan tembus hingga ke 56.964 post dengan raihan
engagement 2.460.097, pada debat kali ini perbincangan hanya berhasil mendulang ekspos sebesar 35.222 post dengan 1.603.740
engagement.
Namun secara keaktifan jumlah respons netizen per
post sedikit lebih unggul dengan perbandingan 1 ekspos meraih 46
engagement. Sementara di debat sebelumnya 1 ekspos hanya mendapat 43
engagement.
Rustika menjelaskan ekspos Gibran Rakabuming Raka mencapai 69.259
post dengan
engagement 2.425.615. Sedangkan Mahfud MD meraih ekspos sebesar 53.479
post dengan
engagement 1.023.434 dan Muhaimin Iskandar sekitar 46.573
post dengan 1.306.364
engagement.
Meski meraih
emotion trust cukup besar, Gibran juga mendapat
emotion disgust atau kekecewaan paling besar di antara cawapres lainnya sekitar 15 persen. Gibran disebut menggunakan strategi yang sama dengan Presiden Jokowi saat menanyakan perihal singkatan maupun istilah yang sulit dipahami di debat capres 2019.
Di sisi lain, Mahfud merupakan cawapres dengan tingkat perbincangan positif tertinggi sekitar 65 persen, Penampilan Mahfud dinilai sebagai hasil dari pengalaman dengan ketenangan dalam setiap jawaban.
Sementara itu,
Muhaimin Iskandar secara persentase sentimen mendapatkan porsi yang relatif berimbang antara positif, negatif, dan netral. Selama debat Muhaimin kerap kali menyebut 'slepet' sebagai jargon yang melekat dengan dirinya dan program AMIN.
Tercatat sebanyak 1.152 unggahan memention jargon tersebut dalam perbincangan Muhaimin dan terbukti menjadi istilah yang paling banyak dipakai netizen. Bahkan, dipakai oleh netizen untuk ganti “men-slepet” Muhaimin.
Emotion yang paling dominan dalam perbincangan Muhaimin yakni
emotion trust sekitar 35 persen, diikuti emosi
anticipation sekitar 20 persen. Muhaimin dinilai cukup rendah hati untuk berkata tidak tahu terhadap pertanyaan dari Gibran mengenai SGIE (State of the Global Islamic Economy).
"Muhaimin dinilai sebagai politisi yang pandai berdiplomasi, mencoba mencari atensi publik dengan narasi perubahan." ujar Rustika, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Desember 2023.
Berdasarkan peta jejaring perbincangan netizen di Twitter/X, kelompok netizen netral menguasai perbincangan sekitar 34,11 persen, dengan sorotan terbanyak mengarah kepada Gibran yang dianggap menguasai tema debat. Netizen terekam memberi julukan Gibran sebagai 'El-Sulfat' Muhaimin sebagai 'El-Slepet', sedangkan Mahfud dianggap sebagai sosok senior yang sopan dan menghargai lawan.
Masih didominasi milenial
Sementara itu, Netizen milenial (22-40 tahun) dan generasi X (41-55 tahun) lebih banyak memberikan respons. Milenial berkontribusi hingga 68 persen dalam percakapan, generasi X sekitar 22 persen, sedangkan gen z (18-21 tahun) 6 persen.
"Netizen laki-laki memberi kontribusi lebih besar sekitar 79 persen, sementara netizen perempuan 21 persen. Netizen laki-laki ramai membicarakan seputar hal-hal substansial dari pertanyaan dan jawaban masing-masing cawapres, sedangkan netizen perempuan cenderung mengomentari secara penampilan, baik tempat lokasi, penampilan capres-cawapres yang hadir serta tempat debat yang dianggap lebih baik dibandingkan debat sebelumnya," ungkap Rustika.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((END))