Jakarta: Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengaku dirinya tak kaget jika melihat
Prabowo Subianto dan
Surya Paloh cepat akrab usai berkontestasi di
Pilpres 2024. Selain memiliki kedekatan di masa lalu, menurut Burhanuddin ada kebutuhan politik di antara keduanya.
“Keduanya kan kawan lama, sohib lama, dan berasal dari tanda kutip pesantren yang sama yaitu Golkar. Jadi saya tidak kaget,” kata Burhanudin dalam tayangan Metro TV, Jumat, 26 April 2024.
Selain itu kedekatan yang diperlihatkan Prabowo dan Ketua Umum
NasDem tersebut juga dilatarbelakangi kebutuhan dari kedua belah pihak. Koalisi yang mendukung Prabowo di Parlemen belum mencapai 50 persen, sehingga komunikasi dengan pihak-pihak lain perlu dilakukan.
“Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat itu belum cukup aman untuk bisa memastikan kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran nanti mulus berjalan di DPR. Jadi ada kebutuhan politik dari Koalisi Indonesia Maju untuk menambah armada koalisi baru,” ucap Burhanudin.
Burhan mengatakan, setelah Pilpres 2024 dia menilai Partai NasDem adalah partai yang paling mungkin untuk diajak kerja sama politik dengan Prabowo, dibanding dengan partai lain seperti
PDI Perjuangan dan
PKS.
“PR sekarang untuk Surya Paloh untuk memastikan terutama di kalangan basis pendukung Anies semacam justifikasi mengapa mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran, ” tutur Burhanudin.
Meski di sisi lain koalisi 01 memiliki narasi perubahan dan proposal kebijakan yang berbeda dengan apa yang ditawarkan Prabowo, maka dari itu justifikasi perlu dilakukan terkait.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MBM))