Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyoroti fenomena debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang kerap berpolemik jelang acara. Debat
Pilpres 2024 dinilai kurang melibatkan partisipasi publik.
"Soal debat publik yang dipersiapkan terlalu mepet dengan hari H penyelenggaraan," kata Manajer Program Perludem, Fadli Ramadhanil, Sorotan itu tertuang dalam diskusi bertajuk 'Catatan Awal Tahun Perludem, Tahun 2024 Puncak Penyelenggaraan Pemilu: Konsolidasi Demokrasi atau Kemunduran?' di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu, 14 Januari 2024.
Fadli mengatakan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejatinya punya waktu yang panjang untuk menyiapkan desain debat. Sehingga, ada waktu untuk melibatkan partisipasi publik.
"Secara otomatis menghambat partisipasi juga ruang partisipasi masyarakat," ujar Fadli.
Masyarakat, kata dia, dapat diberi ruang untuk menyampaikan catatan hingga pertanyaan kepada para pasangan capres-cawapres. Hal itu penting untuk melihat sejauh mana kontestan mengemukakan gagasan-gagasannya merespons pertanyaan publik.
"Menyampaikan masukan catatan terkait dengan tema-tema yang bisa diberikan untuk ditanyakan dalam forum debat," ucap Fadli.
KPU menyelenggarakan lima
debat Pilpres 2024. Saat ini debat tersisa dua kali lagi.
Debat keempat Pilpres 2024 khusus cawapres akan digelar pada Minggu, 21 Januari 2024. Temanya yakni pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Debat kelima Pilpres 2024 berlangsung pada Minggu, 4 Februari 2024. Temanya yakni kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))