Jakarta: Calon Presiden Nomor Urut 1
Anies Baswedan mengungkapkan ironi
harga beras yang mahal. Padahal harga gabah yang dibeli dari petani disebut murah.
"Kita menyadari harga beras mahal. Sementara petani menjual gabah, murah," kata Anies dalam pertemuan dengan Simpatisan AMIN di Sorong, Papua Barat, Selasa 16 Januari 2024.
Anies mempertanyakan selisih antara harga jual dari petani yang murah dengan harga yang dibeli konsumen ketika sudah menjadi beras. Petani memanen gabah kemudian diolah menjadi beras dan ditanak menjadi nasi.
"Pertanyaannya? Uangnya ke mana? Kita beli beras, mahal. Petani terima uangnya sedikit. Lalu ke mana uang itu," ujar Anies.
Anies menilai terdapat semacam benalu dalam tata niaga antara gabah dengan beras. Benalu ini yang membuat harga tidak baik bagi petani karena murah dan tidak baik bagi masyarakat karena mahal.
"Ada benalu, benalu. Ada mafia beras. Ada tengkulak-tengkulak. Ada mafia pupuk," ungkap Anies.
Anies mengatakan para mafia harus dibasmi atau dimusnahkan. Pemusnahan ini tentunya harus diawali dengan perubahan yang akan dilakukan Anies jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029.
"Inilah sebabnya mengapa kita harus melakukan perubahan. Petani kita bekerja luar biasa keras. Tapi mereka tidak bisa menabung. Kenapa? Karena ongkosnya lebih tinggi daripada pendapatannya. Malah mereka bukan menabung tapi punya utang. Itu masalah yang terjadi bertahun-tahun," beber Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))