Jakarta:
Coattail effect atau efek ekor jas bukan istilah yang asing dalam politik elektoral nasional. Efek ekor jas sering dijadikan partai politik sebagai
benchmark dalam menentukan dukungan terhadap seseorang dalam Pemilu.
Coattail Effect Adalah
Dikutip dari laman
MPR RI, definisi efek ekor jas menurut Golder, Hicker, dan Stoll adalah korelasi dari efek pemilihan presiden atas konfigurasi suara dalam parlemen. Secara luas
coattail effect ini juga dimaknai sebagai efek ikutan dari seorang tokoh atau figur yang memberikan limpahan insentif elektoral kepada para
kontestan Pemilu lainnya, utamanya dalam satu partai politik.
Efek ekor jas ini kemudian dijadikan partai politik sebagai tolok ukur dalam menentukan dukungan terhadap seseorang dalam Pemilu.
Dilansir dari
Polyas,
coattail effect menggambarkan fenomena seorang calon presiden atau pimpinan partai politik yang populer mampu menarik suara calon lain di partainya. Pemilu di Amerika Serikat sering menunjukkan bukti efek ekor jas.
Keterpilihan presiden terbukti mendongkrak jumlah kursi kongres yang didapatkan pendukung kandidat presiden tersebut.
Coattail effect di pemilu Indonesia
Dalam konteks politik Indonesia, seperti dalam laporan Perludem efek ekor jas ini tidak bisa bekerja maksimal. Ini karena sistem proporsional terbuka dan multi partai dalam desain pemilu serentak yang problematik.
"
Coattail effect dan
political efficacy hanya mungkin bekerja pada sebuah sistem pemilihan yang tidak memberikan alternatif pilihan terlalu banyak," ujarnya.
Dijelaskan dalam laporan tersebut, pemilih tidak otomatis memilih calon presiden yang didukung partai atau calon anggota legislatif yang dipilihnya. Pemilih memilih calon presiden dari koalisi tertentu dan memilih calon anggota legislatif dari partai yang bernaung dalam koalisi berbeda.
Perludem mencatat partai pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin meraup suara 62,01 persen. Sementara hasil Pilpres, 55,5 persen. Selisih antara Pilpres dan Pileg tercatat 6,51 persen.
Kemudian pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendapatkan suara 44,5 persen. Total koalisi partai pengusung meraup 37,98 persen. Selisih antara Pilpres dan Pileg tercatat 6,52 persen.
Seperti diketahui, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin diusung dan didukung sebanyak 10 partai. Pasangan Prabowo-Sandiaga sebanyak lima partai..
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((RUL))